KITAB JUAL
BELI
|
BAB SYARAT-SYARAT DAN YANG DILARANG DIPERJUAL-BELIKAN |
بَابُ شُرُوطِهِ وَمَا
نُهِيَ عَنْهُ مِنْه
| |
Hadits No. 800 | ||
Dari Rifa'ah Ibnu Rafi' bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam pernah ditanya: Pekerjaan apakah yang paling baik?. Beliau bersabda:
"Pekerjaan seseorang dengan tangannya dan setiap jual-beli yang bersih." Riwayat
al-Bazzar. Hadits shahih menurut Hakim.
|
َعَنْ
رِفَاعَةَ بْنِ رَافِعٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ:
أَيُّ اَلْكَسْبِ أَطْيَبُ? قَالَ: ( عَمَلُ اَلرَّجُلِ بِيَدِهِ, وَكُلُّ بَيْعٍ
مَبْرُورٍ ) رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ، وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ.
| |
Hadits No. 801 | ||
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa ia
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda di Mekkah pada
tahun penaklukan kota itu: "Sesungguhnya Allah melarang jual-beli minuman keras,
bangkai, babi dan berhala." Ada orang bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana
pendapat baginda tentang lemak bangkai karena ia digunakan untuk mengecat
perahu, meminyaki kulit dan orang-orang menggunakannya untuk menyalakan lampu?.
Beliau bersabda: "Tidak, ia haram." Kemudian setelah itu Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah melaknat orang-orang Yahudi, karena ketika
Allah mengharamkan atas mereka (jual-beli) lemak bangkai mereka memprosesnya dan
menjualnya, lalu mereka memakan hasilnya." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ عَامَ اَلْفَتْحِ, وَهُوَ بِمَكَّةَ: ( إِنَّ
اَللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ اَلْخَمْرِ, وَالْمَيْتَةِ, وَالْخِنْزِيرِ,
وَالْأَصْنَام فَقِيلَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! أَرَأَيْتَ شُحُومَ اَلْمَيْتَةِ,
فَإِنَّهُ تُطْلَى بِهَا اَلسُّفُنُ, وَتُدْهَنُ بِهَا اَلْجُلُودُ, وَيَسْتَصْبِحُ
بِهَا اَلنَّاسُ? فَقَالَ: لَا هُوَ حَرَامٌ , ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عِنْدَ ذَلِكَ: قَاتَلَ اَللَّهُ اَلْيَهُودَ, إِنَّ اَللَّهَ
لَمَّا حَرَّمَ عَلَيْهِمْ شُحُومَهَا جَمَلُوهُ, ثُمَّ بَاعُوهُ, فَأَكَلُوا
ثَمَنَهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 802 | ||
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila dua orang yang
berjual beli berselisih, sedang di antara mereka tidak ada keterangan yang
jelas, maka perkataan yang benar ialah apa yang dikatakan oleh pemilik barang
atau mereka membatalkan transaksi." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut
Hakim.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم يَقُولُ: ( إِذَا اِخْتَلَفَ اَلْمُتَبَايِعَانِ لَيْسَ بَيْنَهُمَا
بَيِّنَةٌ, فَالْقَوْلُ مَا يَقُولُ رَبُّ اَلسِّلْعَةِ أَوْ يَتَتَارَكَانِ )
رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 803 | ||
Dari Abu Mas'ud al-Anshory Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang mengambil uang penjualan
anjing, uang pelacuran, dan upah pertenungan. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ أَبِي مَسْعُودٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم نَهَى عَنْ ثَمَنِ اَلْكَلْبِ, وَمَهْرِ الْبَغِيِّ, وَحُلْوَانِ
اَلْكَاهِنِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
| |
Hadits No. 804 | ||
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa ia
menumpang untanya yang sudah lemah dan ia ingin membiarkannya. Ia berkata: Aku
bertemu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu beliau berdoa untukku dan
memukul untaku. Kemudian unta itu berjalan tidak seperti biasanya. Lalu beliau
bersabda: "Juallah ia padaku dengan satu uqiyyah." Aku berkata: Tidak. Beliau
bersabda lagi: "Juallah ia padaku." Lalu aku menjualnya dengan satu uqiyyah,
namun dengan syarat aku membawanya dahulu pada keluargaku. Setelah aku
melakukannya aku datang pada beliau dengan unta itu dan beliau membayar harganya
kepadaku. Kemudian aku pulang dan beliau mengirim seseorang membuntutiku. Lalu
beliau bersabda: "Apakah engkau mengira aku menawarmu untuk mengambil untamu?
Ambillah untamu dan uangmu, ia hadiah untukmu." Muttafaq Alaihi. Susunan kalimat
ini menurut riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; ( أَنَّهُ كَانَ
] يَسِيرُ
[ عَلَى جَمَلٍ
لَهُ أَعْيَا. فَأَرَادَ أَنْ يُسَيِّبَهُ. قَالَ: فَلَحِقَنِي اَلنَّبِيُّ صلى
الله عليه وسلم فَدَعَا لِي, وَضَرَبَهُ، فَسَارَ سَيْراً لَمْ يَسِرْ مِثْلَهُ,
قَالَ: بِعْنِيهِ بِوُقِيَّةٍ قُلْتُ: لَا. ثُمَّ قَالَ: بِعْنِيهِ فَبِعْتُهُ
بِوُقِيَّةٍ, وَاشْتَرَطْتُ حُمْلَانَهُ إِلَى أَهْلِي, فَلَمَّا بَلَغْتُ
أَتَيْتُهُ بِالْجَمَلِ, فَنَقَدَنِي ثَمَنَهُ, ثُمَّ رَجَعْتُ فَأَرْسَلَ فِي
أَثَرِي. فَقَالَ: أَتُرَانِي مَاكَسْتُكَ لِآخُذَ جَمَلَكَ? خُذْ جَمَلَكَ
وَدَرَاهِمَكَ. فَهُوَ لَكْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَهَذَا اَلسِّيَاقُ
لِمُسْلِمٍ
| |
Hadits No. 805 | ||
Dia berkata: Seseorang di antara kami berwasiat
memerdekakan seorang budak miliknya setelah ia meninggal dunia, padahal ia tidak
memiliki harta selain budak tersebut. Lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
memanggil budak itu dan menjualnya. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( أَعْتَقَ رَجُلٌ مِنَّا عَبْداً لَهُ عَنْ دُبُرٍ لَمْ يَكُنْ لَهُ مَالٌ
غَيْرُهُ. فَدَعَا بِهِ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَبَاعَهُ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 806 | ||
Dari Maimunah istri Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bahwa ada seekor tikus yang jatuh ke dalam samin (sejenis mentega), lalu mati.
Kemudian hal itu ditanyakan kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan
beliau menjawab: "Buanglah tikus dan samin yang ada di sekitarnya, dan makanlah
(samin yang tersisa)." Riwayat Bukhari. Ahmad dan Nasa'i menambahkan: Dalam
samin yang beku.
|
َوَعَنْ مَيْمُونَةَ
زَوْجِ اَلنَّبِيِّ -صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, وَرَضِيَ عَنْهَا-; (
أَنَّ فَأْرَةً وَقَعَتْ فِي سَمْنٍ, فَمَاتَتْ فِيهِ, فَسُئِلَ اَلنَّبِيُّ صلى
الله عليه وسلم عَنْهَا. فَقَالَ: أَلْقُوهَا وَمَا حَوْلَهَا, وَكُلُوهُ )
رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ وَزَادَ
أَحْمَدُ. وَالنَّسَائِيُّ: فِي سَمْنٍ
جَامِدٍ
| |
Hadits No. 807 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila tikus jatuh ke dalam samin,
maka buanglah tikus dan sekitarnya jika samin itu beku dan janganlah
mendekatinya bila samin itu cair." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Bukhari dan Abu
Hatim menyatakan bahwa hadits ini keliru.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
إِذَا وَقَعَتْ اَلْفَأْرَةُ فِي اَلسَّمْنِ, فَإِنْ كَانَ جَامِداً فَأَلْقُوهَا
وَمَا حَوْلَهَا, وَإِنْ كَانَ مَايِعًا فَلَا تَقْرَبُوهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ,
وَأَبُو دَاوُدَ, وَقَدْ حَكَمَ عَلَيْهِ اَلْبُخَارِيُّ وَأَبُو حَاتِمٍ
بِالْوَهْمِ
| |
Hadits No. 808 | ||
Abu al-Zubair berkata: Aku bertanya Jabir Radliyallaahu
'anhu tentang harga kucing dan anjing. Ia berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang hal itu. Riwayat Muslim dan Nasa'i dengan tambahan:
Kecuali anjing pemburu.
|
َوَعَنْ
أَبِي اَلزُّبَيْرِ قَالَ: سَأَلْتُ جَابِرًا عَنْ ثَمَنِ اَلسِّنَّوْرِ
وَالْكَلْبِ? فَقَالَ: ( زَجَرَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَنْ ذَلِكَ )
رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَالنَّسَائِيُّ وَزَادَ: ( إِلَّا كَلْبَ صَيْدٍ
)
| |
Hadits No. 809 | ||
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Barirah datang
kepadaku seraya berkata: Aku telah ber-mukatabah (perjanjian antara seorang
budak dengan majikannya bahwa budak tersebut akan merdeka bila dapat membayar
sejumlah uang yang mereka sepakati) dengan majikanku sebesar sembilan uqiyyah,
setiap tahun satu uqiyyah, maka tolonglah aku. Aku berkata: Jika majikanmu
bersedia aku membayarnya kepadanya dengan syarat wala'-nya (harta warisan bagi
yang memerdekakan budak) nanti untukku, maka aku akan menolongmu. Kemudian
Barirah menghadap majikannya dan mengungkapkan hal itu, namun majikannya
menolak. Ia datang lagi sewaktu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sedang
duduk seraya berkata: Aku telah menyampaikannya kepadanya, tetapi ia menolak
kecuali jika wala' itu tetap miliknya. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
mendengar dan 'Aisyah memberitahukan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam, lalu beliau bersabda: "Ambillah dan berilah persyaratan wala' itu
kepadanya, sebab wala' itu hanya bagi orang yang memerdekakan." Lalu 'Aisyah
melakukan hal itu. Kemudian Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berdiri di
hadapan orang-orang dan setelah memuji Allah dan menyanjung-Nya beliau bersabda:
"Amma ba'du, mengapa ada orang-orang yang memberikan persyaratan yang tidak ada
dalam al-Qur'an?. Setiap syarat yang tidak tercantum dalam al-Qur'an adalah
batil, walaupun seratus syarat. Ketetapan Allah itu lebih hak dan syarat (yang
ditetapkan) Allah itu lebih kuat, dan wala' itu hanya bagi orang yang
memerdekakan." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari. Menurut
riwayat Muslim: "Belilah dan merdekakanlah, dan berilah persyaratan wala'
kepadanya."
|
َوَعَنْ عَائِشَةَ
-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( جَاءَتْنِي بَرِيرَةُ, فَقَالَتْ: كَاتَبْتُ
أَهْلِي عَلَى تِسْعٍ أُوَاقٍ, فِي كُلِّ عَامٍ أُوقِيَّةٌ, فَأَعِينِينِي.
فَقُلْتُ: إِنْ أَحَبَّ أَهْلُكِ أَنْ أَعُدَّهَا لَهُمْ وَيَكُونَ وَلَاؤُكِ لِي
فَعَلْتُ, فَذَهَبَتْ بَرِيرَةُ إِلَى أَهْلِهَا فَقَالَتْ لَهُمْ; فَأَبَوْا
عَلَيْهَا, فَجَاءَتْ مِنْ عِنْدِهِمْ, وَرَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
جَالِسٌ. فَقَالَتْ: إِنِّي قَدْ عَرَضْتُ ذَلِكَ عَلَيْهِمْ فَأَبَوْا إِلَّا أَنْ
يَكُونَ اَلْوَلَاءُ لَهُمْ, فَسَمِعَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَتْ
عَائِشَةُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: خُذِيهَا وَاشْتَرِطِي لَهُمُ
اَلْوَلَاءَ, فَإِنَّمَا اَلْوَلَاءُ لِمَنْ أَعْتَقَ فَفَعَلَتْ عَائِشَةُ, ثُمَّ
قَامَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي اَلنَّاسِ ] خَطِيباً[ , فَحَمِدَ
اَللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ: أَمَّا بَعْدُ, مَا بَالُ رِجَالٍ
يَشْتَرِطُونَ شُرُوطاً لَيْسَتْ فِي كِتَابِ اَللَّهِ تعالى مَا كَانَ مِنْ شَرْطٍ
لَيْسَ فِي كِتَابِ اَللَّهِ فَهُوَ بَاطِلٌ, وَإِنْ كَانَ مِائَةَ شَرْطٍ, قَضَاءُ
اَللَّهِ أَحَقُّ, وَشَرْطُ اَللَّهِ أَوْثَقُ, وَإِنَّمَا اَلْوَلَاءُ لِمَنْ
أَعْتَقَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ. وَعِنْدَ مُسْلِمٍ
فَقَالَ: ( اِشْتَرِيهَا وَأَعْتِقِيهَا وَاشْتَرِطِي لَهُمُ اَلْوَلَاءَ
)
| |
Hadits No. 810 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Umar melarang
menjual budak-budak yang memiliki anak (dari hasil dengan majikannya), ia
berkata: Tidak boleh dijual, diberikan, dan diwariskan. Ia boleh menikmati
sekehendaknya, dan jika ia (majikan) meninggalkan ia merdeka. Riwayat Malik dan
Baihaqi, dan ia menyatakan bahwa sebagian perawi menganggapnya marfu' tapi ia
keliru.
|
َوَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ
-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى عُمَرُ عَنْ بَيْعِ أُمَّهَاتِ
اَلْأَوْلَادِ فَقَالَ: لَا تُبَاعُ, وَلَا تُوهَبُ, وَلَا تُورَثُ, لِيَسْتَمْتِعْ
بِهَا مَا بَدَا لَهُ، فَإِذَا مَاتَ فَهِيَ حُرَّةٌ ) رَوَاهُ مَالِكٌ,
وَالْبَيْهَقِيُّ, وَقَالَ: رَفَعَهُ بَعْضُ اَلرُّوَاةِ,
فَوَهِمَ
| |
Hadits No. 811 | ||
Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami biasa menjual
budak-budak wanita kami, ibu dari anak-anak dan Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam masih hidup. Beliau tidak mempermasalahkannya. Riwayat Nasa'i, Ibnu
Majah, dan Daruquthni. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: ( كُنَّا نَبِيعُ سَرَارِيَنَا, أُمَّهَاتِ
اَلْأَوْلَادِ, وَالنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم حَيٌّ, لَا نَرَى بِذَلِكَ بَأْسًا
) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ, وَابْنُ مَاجَهْ وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَصَحَّحَهُ
اِبْنُ حِبَّانَ
| |
Hadits No. 812 | ||
Jabir Ibnu Abdullah berkata: Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang menjual sisa kelebihan air. Riwayat Muslim. Dalam
suatu riwayat ia menambahkan: Dan mengupahkan persetubuhan unta jantan.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَيْعِ فَضْلِ اَلْمَاءِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
وَزَادَ فِي رِوَايَةٍ: ( وَعَنْ بَيْعِ ضِرَابِ اَلْجَمَلِ )
| |
Hadits No. 813 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang mengupahkan persetubuhan binatang
jantan. Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عَنْ عَسْبِ اَلْفَحْلِ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ.
| |
Hadits No. 814 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual-belikan hewan yang akan
dikandung oleh hewan yang masih dalam kandungan. Ini adalah jual-beli yang
dilakukan masyarakat jahiliyyah, yaitu seseorang membeli unta yang akan dibayar
nanti bila ia melahirkan, kemudian anak yang masih berada dalam perut itu juga
melahirkan. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْهُ;
( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ بَيْعِ حَبَلِ
اَلْحَبَلَةِ, وَكَانَ بَيْعاً يَتَبَايَعُهُ أَهْلُ الْجَاهِلِيَّةِ: كَانَ
اَلرَّجُلُ يَبْتَاعُ اَلْجَزُورَ إِلَى أَنْ تُنْتَجَ اَلنَّاقَةُ, ثُمَّ تُنْتَجُ
اَلَّتِي فِي بَطْنِهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ
لِلْبُخَارِيِّ
| |
Hadits No. 815 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual-belikan wala' dan
menghadiahkannya. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْهُ;
( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ بَيْعِ اَلْوَلَاءِ,
وَعَنْ هِبَتِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 816 | ||
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli dengan cara melempar batu dan
jual-beli gharar (yang belum jelas harga, barang, waktu dan tempatnya). Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
عَنْ بَيْعِ اَلْحَصَاةِ, وَعَنْ بَيْعِ اَلْغَرَرِ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 817 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membeli suatu makanan maka
janganlah ia menjualnya sebelum menerima sukatannya." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْهُ:
أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنِ اِشْتَرَى طَعَاماً فَلَا
يَبِعْهُ حَتَّى يَكْتَالَهُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 818 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang dua jual-beli dalam satu transaksi
jual-beli. Riwayat Ahmad dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَيْعَتَيْنِ فِي
بَيْعَةٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ,
وَابْنُ حِبَّانَ
| |
Hadits No. 819 | ||
Menurut riwayat Abu Dawud: Barangsiapa melakukan dua
jual-beli dalam satu transaksi, maka baginya harga yang murah atau ia termasuk
riba'.
|
َوَلِأَبِي
دَاوُدَ: ( مَنْ بَاعَ بَيْعَتَيْنِ فِي بَيْعَةٍ فَلَهُ أَوَكَسُهُمَا, أَوْ
اَلرِّبَا )
| |
Hadits No. 820 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak dihalalkan meminjam dan menjual, dua syarat dalam satu transaksi
jual-beli, keuntungan yang belum dapat dijamin, dan menjual sesuatu yang tidak
engkau miliki." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu
Khuzaimah dan Hakim.
|
َوَعَنْ
عَمْرِوِ بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( لَا يَحِلُّ سَلَفٌ وَبَيْعٌ وَلَا شَرْطَانِ فِي بَيْعٍ,
وَلَا رِبْحُ مَا لَمْ يُضْمَنْ, وَلَا بَيْعُ مَا لَيْسَ عِنْدَكَ ) رَوَاهُ
اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ, وَالْحَاكِمُ.
| |
Hadits No. 821 | ||
Hadits tersebut juga dikeluarkan dari kitab Ulumul
Hadits riwayat Abu Hanifah dari 'Amr dengan lafaz: "Rasulallah Shallallahu
'Alaihi wa Sallam melarang berjual-beli dengan syarat." Dari jalur ini Thabrani
meriwayatkan hadts ini dalam kitab al-Ausath dan ia termasuk hadits
gharib.
|
َوَأَخْرَجَهُ
فِي عُلُومِ اَلْحَدِيثِ مِنْ رِوَايَةِ أَبِي حَنِيفَةَ, عَنْ عَمْرٍو
اَلْمَذْكُورِ بِلَفْظِ: نَهَى عَنْ بَيْعٍ وَشَرْطٍ وَمِنْ هَذَا اَلْوَجْهِ
أَخْرَجَهُ اَلطَّبَرَانِيُّ فِي اَلْأَوْسَطِ وَهُوَ
غَرِيبٌ
| |
Hadits No. 822 | ||
Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang
jual-beli 'urban (memberikan panjar/persekot terlebih dahulu dan jika jual-beli
itu tidak jadi maka uang panjar tersebut hangus)". Riwayat Malik. Ia berkata:
Aku menerimanya dari Amar Ibnu Syu'aib.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَيْعِ اَلْعُرْبَانِ )
رَوَاهُ مَالِكٌ, قَالَ: بَلَغَنِي عَنْ عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ,
بِهِ
| |
Hadits No. 823 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku pernah membeli
minyak di pasar dan ketika minyak itu telah menjadi hak milikku aku bertemu
dengan seseorang yang akan membelinya dengan keuntungan yang baik. Ketika aku
hendak mengiyakan tawaran orang tersebut, ada seseorang dari belakang yang
memegang lenganku. Aku berpaling dan ternyata ia adalah Zaid Ibnu Tsabit. Lalu
ia berkata: Jangan menjualnya di tempat engkau membeli, sampai engkau membawanya
ke tempatmu, sebab Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual
barang di tempat barang itu dibeli sampai para pedagang membawanya ke tempat
mereka. Riwayat Ahmad dan Abu Dawud dengan lafadz menurutnya. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: ( اِبْتَعْتُ زَيْتاً فِي
اَلسُّوقِ, فَلَمَّا اِسْتَوْجَبْتُهُ لَقِيَنِي رَجُلٌ فَأَعْطَانِي بِهِ رِبْحاً
حَسَناً، فَأَرَدْتُ أَنْ أَضْرِبَ عَلَى يَدِ اَلرَّجُلِ، فَأَخَذَ رَجُلٌ مِنْ
خَلْفِي بِذِرَاعِي، فَالْتَفَتُّ, فَإِذَا هُوَ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ, فَقَالَ: لَا
تَبِعْهُ حَيْثُ اِبْتَعْتَهُ حَتَّى تَحُوزَهُ إِلَى رَحْلِكَ; فَإِنَّ رَسُولَ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى أَنْ تُبَاعَ اَلسِّلَعُ حَيْثُ تُبْتَاعُ,
حَتَّى يَحُوزَهَا اَلتُّجَّارُ إِلَى رِحَالِهِمْ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو
دَاوُدَ وَاللَّفْظُ لَهُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 824 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata, wahai
Rasulullah, aku menjual unta di Baqi'. Aku menjual dengan dinar tapi aku
menerima dirham, aku menjual dengan dirham tapi aku menerima dinar, aku
mengambil ini dari ini tapi aku menerima itu dari itu. Lalu Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak apa-apa engkau mengambilnya
dengan harga pada hari itu selama engkau berdua belum berpisah dan antara kamu
berdua tidak masalah." Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( قُلْتُ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ! إِنِّي أَبِيعُ بِالْبَقِيعِ, فَأَبِيعُ
بِالدَّنَانِيرِ وَآخُذُ اَلدَّرَاهِمَ, وَأَبِيعُ بِالدَّرَاهِمِ وَآخُذُ
اَلدَّنَانِيرَ, آخُذُ هَذَا مِنْ هَذِهِ وَأُعْطِي هَذَهِ مِنْ هَذِا? فَقَالَ
رَسُولُ اَللَّهِ-صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: لَا بَأْسَ أَنْ
تَأْخُذَهَا بِسِعْرِ يَوْمِهَا مَا لَمْ تَتَفَرَّقَا وَبَيْنَكُمَا شَيْءٌ )
رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 825 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang berjualan dengan najasy (memuji barang
dagangan secara berlebihan). Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( نَهَى صلى الله عليه وسلم عَنِ النَّجْشِ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 826 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam melarang jual-beli dengan cara muhaqalah (menjual biji atau
tanaman dengan borongan yang masih samar ukurannya), muzabanah (menjual buah
yang masih segar dengan yang sudah kering dengan sukatan), mukhobarah
(menyewakan tanah untuk ditanami tumbuhan dengan syarat si pemilik tanah
mendapat keuntungan setengah atau lebih dari hasilnya), dan tsunaya (penjualan
dengan memakai pengecualian), kecuali jika ia jelas. Riwayat Imam Lima kecuali
Ibnu Majah. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ
صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ اَلْمُحَاقَلَةِ, وَالْمُزَابَنَةِ,
وَالْمُخَابَرَةِ, وَعَنْ اَلثُّنْيَا, إِلَّا أَنْ تُعْلَمَ ) رَوَاهُ
اَلْخَمْسَةُ إِلَّا اِبْنَ مَاجَهْ, وَصَحَّحَهُ
اَلتِّرْمِذِيُّ
| |
Hadits No. 827 | ||
Anas berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
melarang jual-beli dengan cara muhaqalah, muhadlarah (menjual buah-buahan yang
belum masak yang belum tentu bisa dimakan), mulamasah (menjual sesuatu dengan
hanya menyentuh), munabadzah (membeli sesuatu dengan sekedar lemparan), dan
muzabanah. Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنِ
اَلْمُحَاقَلَةِ, وَالْمُخَاضَرَةِ, وَالْمُلَامَسَةِ, وَالْمُنَابَذَةِ,
وَالْمُزَابَنَةِ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 828 | ||
Dari Thawus, dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah engkau menghadang
kafilah di tengah perjalanan (untuk membeli barang dagangannya), dan janganlah
orang kota menjual kepada orang desa." Aku bertanya kepada Ibnu Abbas: Apa
maksud sabda beliau "Janganlah orang kita menjual kepada orang desa?". Ibnu
Abbas menjawab: Janganlah menjadi makelar (perantara). Muttafaq Alaihi dan
lafadznya menurut riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
طَاوُسٍ, عَنِ اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا تَلَقَّوْا اَلرُّكْبَانَ, وَلَا يَبِيعُ
حَاضِرٌ لِبَادٍ قُلْتُ لِابْنِ عَبَّاسٍ: مَا قَوْلُهُ: وَلَا يَبِيعُ حَاضِرٌ
لِبَادٍ? قَالَ: لَا يَكُونُ لَهُ سِمْسَارًا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَاللَّفْظُ
لِلْبُخَارِيِّ
| |
Hadits No. 829 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah menghadang barang dagangan
dari luar kota. Barangsiapa di hadang, kemudian sebagian barangnya dibeli, maka
jika pemilik barang telah datang ke pasar, ia boleh memilih (antara membatalkan
atau tidak)." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
لَا تَلَقَّوا اَلْجَلَبَ، فَمَنْ تُلُقِّيَ فَاشْتُرِيَ مِنْهُ, فَإِذَا أَتَى
سَيِّدُهُ اَلسُّوقَ فَهُوَ بِالْخِيَارِ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 830 | ||
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang orang kota menjual kepada orang desa,
jangan melakukan jual-beli dengan najasy, janganlah seseorang menjual sesuatu
yang dijual oleh orang lain, dan janganlah seorang perempuan meminta thalaq
saudaranya agar ia menjadi gantinya." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim:
"Janganlah seorang muslim menawar atas tawaran saudaranya."
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنْ يَبِيعَ حَاضِرٌ لِبَادٍ,
وَلَا تَنَاجَشُوا, وَلَا يَبِيعُ اَلرَّجُلُ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ, وَلَا يَخْطُبُ
عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ, وَلَا تُسْأَلُ اَلْمَرْأَةُ طَلَاقَ أُخْتِهَا لِتَكْفَأَ
مَا فِي إِنَائِهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَلِمُسْلِمٍ: ( لَا يَسُمِ اَلْمُسْلِمُ
عَلَى سَوْمِ اَلْمُسْلِمِ )
| |
Hadits No. 831 | ||
Abu Ayyub al-Anshory Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa
memisahkan antara seorang ibu dan anaknya, Allah akan memisahkan dia dari
kekasihnya pada hari kiamat." Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Tirmidzi dan
Hakim, namun sanadnya masih dipertentangkan dan ia mempunyai saksi.
|
َوَعَنْ أَبِي أَيُّوبَ
اَلْأَنْصَارِيِّ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( مَنْ فَرَّقَ بَيْنَ وَالِدَةٍ
وَوَلَدِهَا, فَرَّقَ اَللَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَحِبَّتِهِ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ
) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَالْحَاكِمُ, وَلَكِنْ فِي
إِسْنَادِهِ مَقَالٌ وَلَهُ شَاهِدٌ
| |
Hadits No. 832 | ||
Ali Ibnu Abu Thalib Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menyuruhku untuk menjual dua
orang budak kecil bersaudara. Lalu aku menjualnya secara terpisah dan aku
beritahukan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Beliau bersabda:
"Susullah dan ambillah kembali, dan jangan menjual mereka kecuali dengan
bersama-sama." Riwayat Ahmad dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya. Hadits
shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu al-Jarud, Ibnu Hibban, Hakim, Thabrani, dan
Ibnu al-Qothan.
|
َوَعَنْ
عَلِيِّ بْنِ أَبِي طَالِبٍ رضي الله عنه قَالَ: ( أَمَرَنِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم أَنْ أَبِيعَ غُلَامَيْنِ أَخَوَيْنِ, فَبِعْتُهُمَا, فَفَرَّقْتُ
بَيْنَهُمَا، فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ:
أَدْرِكْهُمَا, فَارْتَجِعْهُمَا, وَلَا تَبِعْهُمَا إِلَّا جَمِيعًا ) رَوَاهُ
أَحْمَدُ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ, وَقَدْ صَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ, وَابْنُ
اَلْجَارُودِ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ, وَالطَّبَرَانِيُّ, وَابْنُ
اَلْقَطَّانِ
| |
Hadits No. 833 | ||
Anas Ibnu Malik berkata: Pada zaman Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah terjadi kenaikan harga barang-barang di
Madinah. Maka orang-orang berkata: Wahai Rasulullah, harga barang-barang
melonjak tingi, tentukanlah harga bagi kami. Lalu Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allahlah penentu harga, Dialah yang
menahan, melepas dan pemberi rizki. Dan aku berharap menemui Allah dan berharap
tiada seorangpun yang menuntutku karena kasus penganiayaan terhadap darah maupun
harta benda." Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu
Hibban.
|
َوَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: ( غَلَا اَلسِّعْرُ بِالْمَدِينَةِ عَلَى
عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ اَلنَّاسُ: يَا رَسُولَ
اَللَّهِ ! غَلَا اَلسِّعْرُ, فَسَعِّرْ لَنَا, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم إِنَّ اَللَّهَ هُوَ اَلْمُسَعِّرُ, اَلْقَابِضُ, اَلْبَاسِطُ,
الرَّازِقُ, وَإِنِّي لَأَرْجُو أَنْ أَلْقَى اَللَّهَ -تَعَالَى-, وَلَيْسَ أَحَدٌ
مِنْكُمْ يَطْلُبُنِي بِمَظْلِمَةٍ فِي دَمٍ وَلَا مَالٍ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ
إِلَّا النَّسَائِيَّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ
| |
Hadits No. 834 | ||
Dari Ma'mar Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak akan menimbun
(barang) kecuali orang yang berdosa." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ رضي الله عنه عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ: ( لَا يَحْتَكِرُ إِلَّا خَاطِئٌ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 835 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah menahan susu unta dan
kambing. Barangsiapa membelinya ia boleh memilih yang lebih baik antara dua hal,
setelah memeras susunya; yaitu jika ia mau, ia boleh menahannya dan jika tidak
ia boleh mengembalikannya dengan satu sho' kurma." Muttafaq Alaihi. Menurut
riwayat Muslim: "Ia boleh memilih selama tiga hari." Menurut riwayatnya yang
dikomentari oleh Bukhari: "Ia mengembalikannya beserta satu sho' makanan tanpa
gandum." Bukhari berkata: Dan kurma itu lebih banyak.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا
تَصُرُّوا اَلْإِبِلَ وَالْغَنَمَ, فَمَنِ اِبْتَاعَهَا بَعْدُ فَإِنَّهُ بِخَيْرِ
اَلنَّظَرَيْنِ بَعْدَ أَنْ يَحْلُبَهَا, إِنْ شَاءَ أَمْسَكَهَا, وَإِنْ شَاءَ
رَدَّهَا وَصَاعًا مِنْ تَمْرٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَلِمُسْلِمٍ: ( فَهُوَ
بِالْخِيَارِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ ) وَفِي رِوَايَةٍ: ( لَهُ, عَلَّقَهَا )
اَلْبُخَارِيُّ: ( رَدَّ مَعَهَا صَاعاً مِنْ طَعَامٍ, لَا سَمْرَاءَ ) قَالَ
اَلْبُخَارِيُّ: وَالتَّمْرُ أَكْثَرُ
| |
Hadits No. 836 | ||
Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Barangsiapa
membeli seekor kambing yang penuh susunya (tidak diperas), lalu ia
mengembalikannya, maka hendaknya ia mengembalikannya beserta satu sho'. Riwayat
Bukhari. Al-Isma'ily menambahkan: (Satu sho' kurma)
|
َوَعَنِ اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: ( مَنِ اِشْتَرَى شَاةً
مَحَفَّلَةً, فَرَدَّهَا, فَلْيَرُدَّ مَعَهَا صَاعًا ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ.
وَزَادَ اَلْإِسْمَاعِيلِيُّ: مِنْ تَمْر
| |
Hadits No. 837 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah melewati sebuah tumpukan makanan. Lalu
beliau memasukkan tangannya ke dalam tumpukan tersebut dan jari-jarinya basah.
Maka beliau bertanya: "Apa ini wahai penjual makanan?". Ia menjawab: Terkena
hujan wahai Rasulullah. Beliau bersabda: "Mengapa tidak engkau letakkan di
bagian atas makanan agar orang-orang dapat melihatnya? Barangsiapa menipu maka
ia bukan termasuk golonganku." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم مَرَّ
عَلَى صُبْرَةِ طَعَامٍ, فَأَدْخَلَ يَدَهُ فِيهَا, فَنَالَتْ أَصَابِعُهُ بَلَلًا
, فَقَالَ: مَا هَذَا يَا صَاحِبَ اَلطَّعَامِ? قَالَ: أَصَابَتْهُ اَلسَّمَاءُ يَا
رَسُولَ اَللَّهِ. فَقَالَ: أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ اَلطَّعَامِ; كَيْ يَرَاهُ
اَلنَّاسُ? مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 838 | ||
Dari Abdullah Ibnu Buraidah, dari ayahnya bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membiarkan
anggurnya pada musim panen untuk dijual kepada orang-orang yang membuat minuman
keras, maka sesungguhnya ia telah menempuh api neraka dengan sengaja." Riwayat
Thabrani dalam kitab al-Ausath dengan sanad Hasan.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ بُرَيْدَةَ, عَنْ أَبِيهِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ حَبَسَ اَلْعِنَبَ أَيَّامَ اَلْقِطَافِ,
حَتَّى يَبِيعَهُ مِمَّنْ يَتَّخِذُهُ خَمْراً, فَقَدَ تَقَحَّمَ اَلنَّارَ عَلَى
بَصِيرَةٍ ) رَوَاهُ اَلطَّبَرَانِيُّ فِي اَلْأَوْسَطِ بِإِسْنَادٍ
حَسَنٍ
| |
Hadits No. 839 | ||
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pengeluaran itu dengan tanggungan."
Riwayat Imam Lima. Hadits dlo'if menurut Bukhari dan Abu Dawud. Hadits shahih
menurut Tirmidzi, Ibnu Khuzaimah, Ibnu al-Jarud, Ibnu Hibban, Hakim, dan Ibnu
al-Qotthon.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( اَلْخَرَاجُ بِالضَّمَانِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَضَعَّفَهُ
اَلْبُخَارِيُّ, وَأَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ,
وَابْنُ اَلْجَارُودِ, وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ, وَابْنُ
اَلْقَطَّانِ
| |
Hadits No. 840 | ||
Dari Urwah al-Bariqy Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah memberinya satu dinar untuk dibelikan
seekor hewan kurban atau kambing. Ia membeli dengan uang tersebut dua ekor
kambing dan menjual salah satunya dengan harga satu dinar. Lalu ia datang kepada
beliau dengan seekor kambing dan satu dinar. Beliau mendoakan agar jual-belinya
diberkahi Allah, sehingga kalaupun ia membeli debu, ia akan memperoleh
keuntungan. Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i. Bukhari meriwayatkan hadits
tersebut dalam salah satu riwayatnya, namun lafadznya tidak seperti
itu.
|
َوَعَنْ
عُرْوَةَ الْبَارِقِيِّ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
أَعْطَاهُ دِينَارًا يَشْتَرِي بِهِ أُضْحِيَّةً, أَوْ شَاةً, فَاشْتَرَى
شَاتَيْنِ, فَبَاعَ إِحْدَاهُمَا بِدِينَارٍ, فَأَتَاهُ بِشَاةٍ وَدِينَارٍ,
فَدَعَا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فِي بَيْعِهِ, فَكَانَ لَوْ اِشْتَرَى تُرَابًا
لَرَبِحَ فِيهِ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا النَّسَائِيَّ. وَقَدْ أَخْرَجَهُ
اَلْبُخَارِيُّ ضِمْنَ حَدِيثٍ, وَلَمْ يَسُقْ
لَفْظَهُ
| |
Hadits No. 841 | ||
Tirmidzi juga mengeluarkan satu saksi dari hadits Hakim
Ibnu Hizam.
|
َوَأَوْرَدَ
اَلتِّرْمِذِيُّ لَهُ شَاهِداً: مِنْ حَدِيثِ حَكِيمِ بْنِ
حِزَامٍ
| |
Hadits No. 842 | ||
Dari Abu Said al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang melakukan jual-beli anak yang masih
berada dalam kandungan hewan sebelum dilahirkan, susu yang masih berada dalam
teteknya, seorang hamba yang melarikan diri, harta rampasan yang belum dibagi,
zakat yang belum diterima, dan hasil seorang penyelam. Riwayat Ibnu Majah dan
al-Bazzar. Daruquthni juga meriwayatkan dengan sanad lemah.
|
َوَعَنِ
أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
نَهَى عَنْ شِرَاءِ مَا فِي بُطُونِ اَلْأَنْعَامِ حَتَّى تَضَعَ, وَعَنْ بَيْعِ
مَا فِي ضُرُوعِهَا, وَعَنْ شِرَاءِ اَلْعَبْدِ وَهُوَ آبِقٌ, وَعَنْ شِرَاءِ
اَلْمَغَانِمِ حَتَّى تُقْسَمَ, وَعَنْ شِرَاءِ اَلصَّدَقَاتِ حَتَّى تُقْبَضَ,
وَعَنْ ضَرْبَةِ اَلْغَائِصِ ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ, وَالْبَزَّارُ,
وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ بِإِسْنَادٍ ضَعِيف
| |
Hadits No. 843 | ||
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah membeli ikan
dalam air karena ia tidak jelas." Riwayat Ahmad. Ia memberi isyarat bahwa yang
benar hadits ini mauquf.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
لَا تَشْتَرُوا اَلسَّمَكَ فِي اَلْمَاءِ; فَإِنَّهُ غَرَرٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ,
وَأَشَارَ إِلَى أَنَّ اَلصَّوَابَ وَقْفُهُ
| |
Hadits No. 844 | ||
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual buah-buahan hingga masak, bulu
yang masih melekat di punggung (hewan hidup), dan susu dalam tetek. Riwayat
Thabrani dalam kitab al-Ausath. dan Daruquthni. Abu Dawud meriwayatkan dalam
hadits-hadits mursal ikrimah, ia juga meriwayatkan secara mauquf dari Ibnu Abbas
dengan sanad kuat yang diperkuat oleh Baihaqi.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم أَنْ تُبَاعَ ثَمَرَةٌ حَتَّى تُطْعَمَ, وَلَا يُبَاعَ صُوفٌ عَلَى
ظَهْرٍ, وَلَا لَبَنٌ فِي ضَرْعٍ ) رَوَاهُ اَلطَّبَرَانِيُّ فِي اَلْأَوْسَطِ
وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ وَأَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ فِي اَلْمَرَاسِيلِ لِعِكْرِمَةَ,
وَهُوَ اَلرَّاجِحُ. وَأَخْرَجَهُ أَيْضاً مَوْقُوفاً عَلَى اِبْنِ عَبَّاسٍ
بِإِسْنَادٍ قَوِيٍّ, وَرَجَّحَهُ
اَلْبَيْهَقِيُّ
| |
Hadits No. 845 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli anak hewan dalam kandungan dan
mani ternak jantan. Riwayat al-Bazzar dengan sanad lemah.
|
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ بَيْعِ
اَلْمَضَامِينِ, وَالْمَلَاقِيحِ ) رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ, وَفِي
إِسْنَادِهِ ضَعْفٌ
|
BAB KHIYAR |
بَابُ اَلْخِيَارِِ
| |
Hadits No. 846 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membebaskan jual-beli
seorang muslim, Allah akan membebaskan kesalahannya." Riwayat Abu Dawud dan Ibnu
Majah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
|
َعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( مَنْ أَقَالَ مُسْلِماً بَيْعَتَهُ, أَقَالَهُ اَللَّهُ
عَثْرَتَهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 847 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila dua orang melakukan jual-beli,
maka masing-masing orang mempunyai hak khiyar (memilih antara membatalkan atau
meneruskan jual-beli) selama mereka belum berpisah dan masih bersama; atau
selama salah seorang di antara keduanya tidak menentukan khiyar pada yang lain,
lalu mereka berjual-beli atas dasar itu, maka jadilah jual-beli itu. Jika mereka
berpisah setelah melakukan jual-beli dan masing-masing orang tidak mengurungkan
jual-beli, maka jadilah jual-beli itu." Muttafaq Alaihi. Dan lafadznya menurut
riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنْ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ: ( إِذَا تَبَايَعَ اَلرَّجُلَانِ, فَكُلُّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا
بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا وَكَانَا جَمِيعاً, أَوْ يُخَيِّرُ أَحَدُهُمَا
اَلْآخَرَ, فَإِنْ خَيَّرَ أَحَدُهُمَا اَلْآخَرَ فَتَبَايَعَا عَلَى ذَلِكَ فَقَدَ
وَجَبَ اَلْبَيْعُ, وَإِنْ تَفَرَّقَا بَعْدَ أَنْ تَبَايَعَا, وَلَمْ يَتْرُكْ
وَاحِدٌ مِنْهُمَا اَلْبَيْعَ فَقَدْ وَجَبَ اَلْبَيْعُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ,
وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ
| |
Hadits No. 848 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Penjual dan pembeli
mempunyai hak khiyar sebelum keduanya berpisah, kecuali telah ditetapkan khiyar
dan masing-masing pihak tidak diperbolehkan pergi karena takut jual-beli
dibatalkan." Riwayat Imam Lima kecuali Ibnu Majah, Daruquthni, Ibnu Khuzaimah,
dan Ibnu al-Jarus. Dalam suatu riwayat: "Hingga keduanya meninggalkan tempat
mereka."
|
َوَعَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: ( اَلْبَائِعُ وَالْمُبْتَاعُ بِالْخِيَارِ حَتَّى يَتَفَرَّقَا,
إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَفْقَةَ خِيَارٍ, وَلَا يَحِلُّ لَهُ أَنْ يُفَارِقَهُ
خَشْيَةَ أَنْ يَسْتَقِيلَهُ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ إِلَّا اِبْنَ مَاجَهْ,
وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَابْنُ خُزَيْمَةَ, وَابْنُ اَلْجَارُودِ. وَفِي رِوَايَةٍ:
( حَتَّى يَتَفَرَّقَا مِنْ مَكَانِهِمَا )
| |
Hadits No. 849 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang
mengadu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bahwa ia tertipu dalam
jual beli. Lalu beliau bersabda: "Jika engkau berjual-beli, katakanlah: Jangan
melakukan tipu daya." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ذَكَرَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم أَنَّهُ يُخْدَعُ فِي اَلْبُيُوعِ فَقَالَ: ( إِذَا بَايَعْتَ
فَقُلْ: لَا خَلَابَةَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
|
BAB RIBA |
بَابُ اَلرِّبَاِِ
| |
Hadits No. 850 | ||
Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat pemakan riba, pemberi makan riba,
penulisnya, dan dua orang saksinya. Beliau bersabda: "Mereka itu sama." Riwayat
Muslim.
|
َعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: ( لَعَنَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم آكِلَ
اَلرِّبَا, وَمُوكِلَهُ, وَكَاتِبَهُ, وَشَاهِدَيْهِ, وَقَالَ: هُمْ سَوَاءٌ )
رَوَاهُ مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 851 | ||
Bukhari juga meriwayatkan hadits semisal dari Abu
Juhaifah.
|
َوَلِلْبُخَارِيِّ نَحْوُهُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي
جُحَيْفَةَ
| |
Hadits No. 852 | ||
Dari Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Riba itu mempunyai 73 pintu, yang
paling ringan ialah seperti seorang laki-laki menikahi ibunya dan riba yang
paling berat ialah merusak kehormatan seorang muslim." Diriwayatkan oleh Ibnu
Majah dengan ringkas dan Hakim dengan lengkap, dan menurutnya hadits itu shahih.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: ( اَلرِّبَا ثَلَاثَةٌ وَسَبْعُونَ بَابًا أَيْسَرُهَا مِثْلُ أَنْ يَنْكِحَ
اَلرَّجُلُ أُمَّهُ, وَإِنَّ أَرْبَى اَلرِّبَا عِرْضُ اَلرَّجُلِ اَلْمُسْلِمِ )
رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ مُخْتَصَراً, وَالْحَاكِمُ بِتَمَامِهِ
وَصَحَّحَهُ
| |
Hadits No. 853 | ||
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah menjual emas
dengan emas kecuali yang sama sebanding dan jangan menambah sebagian atas yang
lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali yang sama sebanding dan
jangan menambah sebagian atas yang lain, dan janganlah menjual perak yang tidak
tampak dengan yang tampak." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم قَالَ: ( لَا تَبِيعُوا اَلذَّهَبَ بِالذَّهَبِ إِلَّا مِثْلًا بِمِثْلٍ,
وَلَا تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ, وَلَا تَبِيعُوا اَلْوَرِقَ بِالْوَرِقِ
إِلَّا مِثْلًا بِمِثْلٍ, وَلَا تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ, وَلَا تَبِيعُوا
مِنْهَا غَائِباً بِنَاجِزٍ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 854 | ||
Dari Ubadah al-Shomit bahwa Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "(Diperbolehkan menjual) emas dengan emas, perak
dengan perak, gandum dengan gandum, sya'ir dengan sya'ir, kurma dengan kurma,
garam dengan garam, sama sebanding, sejenis, dan ada serah terima." Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
عُبَادَةَ بْنِ اَلصَّامِتِ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( اَلذَّهَبُ بِالذَّهَبِ, وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ, وَالْبُرُّ
بِالْبُرِّ, وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ, وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ, وَالْمِلْحُ
بِالْمِلْحِ, مِثْلًا بِمِثْلٍ, سَوَاءً بِسَوَاءٍ, يَدًا بِيَدٍ, فَإِذَا
اِخْتَلَفَتْ هَذِهِ اَلْأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا
بِيَدٍ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 855 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "(Diperbolehkan menjual) emas dengan
emas yang sama timbangannya dan sama sebanding, dan perak dengan perak yang sama
timbangannya dan sama sebanding. Barangsiapa menambah atau meminta tambahan maka
itu riba." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
اَلذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَزْناً بِوَزْنٍ مِثْلًا بِمِثْلٍ، وَالْفِضَّةُ
بِالْفِضَّةِ وَزْناً بِوَزْنٍ مِثْلًا بِمِثْلٍ, فَمَنْ زَادَ أَوْ اِسْتَزَادَ
فَهُوَ رِبًا ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 856 | ||
Dari Abu Said al-Khudry dan Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengangkat seorang amil
zakat untuk daerah Khaibar. Ia kemudian membawa kepada beliau kurma yang bagus;
Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bertanya: "Apakah setiap kurma
khaibar seperti ini?". Ia menjawab: Demi Allah tidak, wahai Rasulullah. Kami
menukar satu sho' seperti ini dengan dua sho', dan dua sho' dengan tiga sho'.
Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan lakukan itu,
juallah semuanya dengan dirham, kemudian belilah kurma yang bagus dengan dirham
tersebut." Beliau bersabda: " Demikian juga dengan benda-benda yang ditimbang."
Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Demikian pula benda-benda yang
ditimbang."
|
َوَعَنْ
أَبِي سَعِيدٍ, وَأَبِي هُرَيْرَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( ;أَنَّ رَسُولَ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اِسْتَعْمَلَ رَجُلًا عَلَى خَيْبَرٍ, فَجَاءَهُ
بِتَمْرٍ جَنِيبٍ, فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَكُلُّ تَمْرِ
خَيْبَرَ هَكَذَا? فَقَالَ: لَا, وَاَللَّهِ يَا رَسُولَ اَللَّهِ, إِنَّا
لَنَأْخُذُ اَلصَّاعَ مِنْ هَذَا بِالصَّاعَيْنِ وَالثَّلَاثَةِ فَقَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لَا تَفْعَلْ، بِعِ اَلْجَمْعَ بِالدَّرَاهِمِ, ثُمَّ
اِبْتَعْ بِالدَّرَاهِمِ جَنِيبًا ) وَقَالَ فِي اَلْمِيزَانِ مِثْلَ ذَلِكَ.
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ: وَكَذَلِكَ اَلْمِيزَانُ
| |
Hadits No. 857 | ||
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli setumpuk kurma yang
tidak diketahui takarannya dengan kurma yang diketahui takarannya. Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( نَهَى رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ بَيْعِ اَلصُّبْرَةِ مِنَ اَلتَّمْرِ لا يُعْلَمُ
مَكِيلُهَا بِالْكَيْلِ اَلْمُسَمَّى مِنَ اَلتَّمْرِ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 858 | ||
Ma'mar Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makanan dengan
makanan yang sama sebanding." Makanan kami pada hari itu adalah sya'ir. Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
مَعْمَرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ رضي الله عنه قَالَ: إِنِّي كُنْتُ أَسْمَعُ رَسُولَ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( اَلطَّعَامُ بِالطَّعَامِ مِثْلاً بِمِثْلٍ
وَكَانَ طَعَامُنَا يَوْمَئِذٍ اَلشَّعِيرَ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 859 | ||
Fadlalah Ibnu Ubaid Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada
hari perang Khaibar aku membeli kalung emas bermanik seharga dua belas dinar.
Setelah manik-manik itu kulepas ternyata ia lebih dari dua belas dinar. Lalu aku
beritahukan hal itu kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, dan beliau
bersabda: "Tidak boleh dijual sebelum dilepas." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ رضي الله عنه قَالَ: ( اِشْتَرَيْتُ يَوْمَ خَيْبَرَ
قِلَادَةً بِاِثْنَيْ عَشَرَ دِينَاراً, فِيهَا ذَهَبٌ وَخَرَزٌ، فَفَصَلْتُهَا
فَوَجَدْتُ فِيهَا أَكْثَرَ مِنْ اِثْنَيْ عَشَرَ دِينَاراً, فَذَكَرْتُ ذَلِكَ
لِلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ: لَا تُبَاعُ حَتَّى تُفْصَلَ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 860 | ||
Dari Samurah Ibnu Jundab bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam melarang jual-beli hewan dengan hewan penundaan. Riwayat Imam Lima.
Hadits shahih menurut Tirmidzi dan Ibnu al-Jarud.
|
َوَعَنْ
سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى
عَنْ بَيْعِ اَلْحَيَوَانِ بِالْحَيَوَانِ نَسِيئَةً ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ,
وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ, وَابْنُ
اَلْجَارُودِ
| |
Hadits No. 861 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jika engkau sekalian
berjual-beli dengan 'inah (hanya sekedar mengejar keuntungan materi belaka),
selalu membuntuti ekor-ekor sapi, hanya puas menunggui tanaman, dan meninggalkan
jihad maka Allah akan meliputi dirimu dengan suatu kehinaan yang tidak akan
dicabut sebelum kamu kembali kepada agamamu." Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari
Nafi', dan dalam sanadnya ada pembicaraan. Ahmad meriwayatkan dari Atho' dengan
perawi-perawi yang dapat dipercaya dan dinilai shahih oleh Ibnu Qoththon.
|
َوَعَنِ اِبْنِ عُمَرَ
-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
يَقُولُ: ( إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ, وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ اَلْبَقَرِ,
وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ, وَتَرَكْتُمْ اَلْجِهَادَ, سَلَّطَ اَللَّهُ عَلَيْكُمْ
ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ
مِنْ رِوَايَةِ نَافِعٍ عَنْهُ, وَفِي إِسْنَادِهِ مَقَالٌ. وَلِأَحْمَدَ: نَحْوُهُ
مِنْ رِوَايَةِ عَطَاءٍ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
اَلْقَطَّانِِ
| |
Hadits No. 862 | ||
Dari Abu Umamah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memberi syafa'at (menjadi
perantara untuk suatu kebaikan) kepada saudaranya, lalu ia diberi hadiah dan
diterimanya, maka ia telah mendatangi sebuah pintu besar dari pintu-pintu riba."
Riwayat Ahmad dan Abu Dawud, dan dalam sanadnya ada pembicaraan.
|
َوَعَنْ
أَبِي أُمَامَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ
شَفَعَ لِأَخِيهِ شَفَاعَةً, فَأَهْدَى لَهُ هَدِيَّةً, فَقَبِلَهَا, فَقَدْ أَتَى
بَابًا عَظِيماً مِنْ أَبْوَابِ اَلرِّبَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ,
وَفِي إِسْنَادِهِ مَقَالٌ
| |
Hadits No. 863 | ||
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu
bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melaknat orang yang memberi dan
menerima suap. Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Tirmidzi.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرِوٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( لَعَنَ
رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم اَلرَّاشِي وَالْمُرْتَشِيَ ) رَوَاهُ أَبُو
دَاوُدَ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ
| |
Hadits No. 864 | ||
Dari Abdullah Ibnu Amar Ibnu al-'Ash Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menyuruhnya untuk menyiapkan pasukan
tentara, tetapi unta-unta telah habis. Lalu beliau menyuruhnya agar menghutang
dari unta zakat. Ia berkata: Aku menghutang seekor unta akan dibayar dengan dua
ekor unta zakat. Riwayat Hakim dan Baihaqi dengan perawi-perawi yang dapat
dipercaya.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرٍو -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; ( أَنَّ رَسُولَ صلى
الله عليه وسلم أَمَرَهُ أَنْ يُجَهِّزَ جَيْشًا فَنَفِدَتْ اَلْإِبِلُ، فَأَمَرَهُ
أَنْ يَأْخُذَ عَلَى قَلَائِصِ اَلصَّدَقَةِ. قَالَ: فَكُنْتُ آخُذُ اَلْبَعِيرَ
بِالْبَعِيرَيْنِ إِلَى إِبِلِ اَلصَّدَقَةِ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ
وَالْبَيْهَقِيُّ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ
| |
Hadits No. 865 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli muzabanah, yaitu seseorang
yang menjual buah kebunnya, jika kurma basah dijual dengan kurma kering
bertakar, anggur basah dijual dengan anggur kering bertakar, dan tanaman kering
dijual dengan makanan kering bertakar. Beliau melarang itu semua. Muttafaq
Alaihi.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عَنِ الْمُزَابَنَةِ; أَنْ يَبِيعَ ثَمَرَ حَائِطِهِ إِنْ كَانَ
نَخْلاً بِتَمْرٍ كَيْلاً, وَإِنْ كَانَ كَرْماً أَنْ يَبِيعَهُ بِزَبِيبٍ كَيْلاً,
وَإِنْ كَانَ زَرْعاً أَنْ يَبِيعَهُ بِكَيْلِ طَعَامٍ, نَهَى عَنْ ذَلِكَ كُلِّهُ
) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 866 | ||
Sa'ad Ibnu Abu waqqash Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ditanya tentang hukumnya
membeli kurma basah dengan kurma kering. Beliau bersabda: "Apakah kurma basah
itu berkurang jika mengering?". Ia menjawab: Ya. Lalu beliau melarang hal itu.
Riwayat Imam Lima. Hadits shahih menurut Ibnu al-Madiny, Tirmidzi, Ibnu Hibban,
dan Hakim.
|
َوَعَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ: ( سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم سُئِلَ عَنِ اِشْتِرَاءِ اَلرُّطَبِ بِالتَّمْرِ فَقَالَ:
أَيَنْقُصُ اَلرُّطَبُ إِذَا يَبِسَ? قَالُوا: نَعَمَ. فَنَهَى عَنْ ذَلِكَ )
رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْمَدِينِيِّ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ,
وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُِ
| |
Hadits No. 867 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang jual-beli yang kemudian dengan yang
kemudian, yakni hutang dengan hutang. Riwayat Ishaq dan al-Bazzar dengan sanad
lemah.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه
وسلم نَهَى عَنْ بَيْعِ اَلْكَالِئِ بِالْكَالِئِ, يَعْنِي: اَلدَّيْنِ بِالدَّيْنِ
) رَوَاهُ إِسْحَاقُ, وَالْبَزَّارُ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ
|
BAB RUKHSHAH MENJUAL BUAH-BUAHAN |
بَابُ اَلرُّخْصَةِ فِي اَلْعَرَايَا
وَبَيْعِ اَلْأُصُولِ وَالثِّمَارِ
| |
Hadits No. 868 | ||
Dari Zaid Ibnu Tsabit Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi keringanan dalam ariyah (pohon
yang diserahkan perawatannya pada orang lain untuk diambil buahnya); untuk
dijual buahnya dengan tangkainya dengan menggunakan takaran. Muttafaq Alaihi.
Menurut riwayat Muslim Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi
keringanan dalam ariyah, yaitu penghuni rumah (pemilik pohon yang menyerahkan
perawatan pohon tersebut kepada orang lain) boleh memberi kurma basah dengan
kurma kering agar mereka dapat memakan kurma basah.
|
َعَنْ
زَيْدِ بْنِ ثَابِتٍ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
رَخَّصَ فِي اَلْعَرَايَا: أَنْ تُبَاعَ بِخَرْصِهَا كَيْلاً ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ. وَلِمُسْلِمٍ: ( رَخَّصَ فِي اَلْعَرِيَّةِ يَأْخُذُهَا أَهْلُ
اَلْبَيْتِ بِخَرْصِهَا تَمْرًا، يَأْكُلُونَهَا رُطَبًا
)
| |
Hadits No. 869 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberi keringanan menjual buah kurma ariyah yang
masih ditangkainya (basah) dengan kurma kering selama masih kurang dari lima
wasaq (1 wasaq : 21 kg). Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
رَخَّصَ فِي بَيْعِ اَلْعَرَايَا بِخَرْصِهَا, فِيمَا دُونَ خَمْسَةِ أَوْسُقٍ,
أَوْ فِي خَمْسَةِ أَوْسُقٍ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 870 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual buah-buahan yang belum kelihatan
baik. Beliau melarang penjual dan pembeli. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat:
Apabila beliau ditanya tentang buah yang baik, beliau bersabda: "Sampai
penyakitnya hilang.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( نَهَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم عَنْ بَيْعِ اَلثِّمَارِ حَتَّى يَبْدُوَ صَلَاحُهَا, نَهَى
اَلْبَائِعَ وَالْمُبْتَاعَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ: وَكَانَ إِذَا
سُئِلَ عَنْ صَلَاحِهَا? قَالَ: حَتَّى تَذْهَبَ عَاهَتُهُ
| |
Hadits No. 871 | ||
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual buah-buahan sehingga baik. Ada
orang yang bertanya: Apa pertanda baiknya? Beliau menjawab: "Memerah atau
menguning." Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
|
َوَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى
عَنْ بَيْعِ اَلثِّمَارِ حَتَّى تُزْهَى. قِيلَ: وَمَا زَهْوُهَا? قَالَ:
تَحْمَارُّ وَتَصْفَارُّ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ
لِلْبُخَارِيِّ
| |
Hadits No. 872 | ||
Dari Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang menjual buah anggur hingga berwarna
hitam dan menjual biji-bijian hingga keras. Riwayat Imam Lima kecuali Nasa'i.
Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
|
َوَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَهَى
عَنْ بَيْعِ اَلْعِنَبِ حَتَّى يَسْوَدَّ, وَعَنْ بَيْعِ اَلْحَبِّ حَتَّى
يَشْتَدَّ ) رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, إِلَّا النَّسَائِيَّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 873 | ||
Dari Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seandainya engkau menjual
kurma kepada saudaramu, kemudian ia membusuk, maka tidak halal engkau mengambil
apapun darinya. Dengan jalan apa engkau boleh mengambil harta saudaramu secara
tidak hak?." Riwayat Muslim. Dalam suatu riwayatnya yang lain: Bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memerintahkan untuk meletakkan (tidak menjual)
kurma yang busuk.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَوْ بِعْتَ مِنْ أَخِيكَ ثَمَراً فَأَصَابَتْهُ
جَائِحَةٌ, فَلَا يَحِلُّ لَكَ أَنْ تَأْخُذَ مِنْهُ شَيْئًا بِمَ تَأْخُذُ مَالَ
أَخِيكَ بِغَيْرِ حَقٍّ? ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ: ( أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَمَرَ بِوَضْعِ اَلْجَوَائِحِ )
| |
Hadits No. 874 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menjual pohon kurma
setelah dikawinkan, maka buahnya adalah pemilik penjual pohon tersebut, kecuali
jika pembeli memberikan persyaratan dahulu." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: ( مَنِ اِبْتَاعَ نَخْلًا بَعْدَ أَنْ تُؤَبَّرَ, فَثَمَرَتُهَا لِلْبَائِعِ
اَلَّذِي بَاعَهَا, إِلَّا أَنْ يَشْتَرِطَ اَلْمُبْتَاعُ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
|
BAB SALAM, QIRADH DAN GADAI |
أَبْوَابُ اَلسَّلَمِ وَالْقَرْضِ،
وَالرَّهْنِِ
| |
Hadits No. 875 | ||
Ibnu Abbas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
datang ke Madinah dan penduduknya biasa meminjamkan buahnya untuk masa setahun
dan dua tahun. Lalu beliau bersabda: "Barangsiapa meminjamkan buah maka
hendaknya ia meminjamkannya dalam takaran, timbangan, dan masa tertentu."
Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Bukhari: "Barangsiapa meminjamkan sesuatu."
|
َعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَدِمَ اَلنَّبِيُّ صلى الله
عليه وسلم اَلْمَدِينَةَ, وَهُمْ يُسْلِفُونَ فِي اَلثِّمَارِ اَلسَّنَةَ
وَالسَّنَتَيْنِ, فَقَالَ: ( مَنْ أَسْلَفَ فِي تَمْرٍ فَلْيُسْلِفْ فِي كَيْلٍ
مَعْلُومٍ, وَوَزْنٍ مَعْلُومٍ, إِلَى أَجَلٍ مَعْلُومٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
وَلِلْبُخَارِيِّ: مَنْ أَسْلَفَ فِي شَيْءٍ
| |
Hadits No. 876 | ||
Abdurrahman Ibnu Abza dan Abdullah Ibnu Aufa
Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami menerima harta rampasan bersama Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam Dan datanglah beberapa petani dari Syam, lalu
kami beri pinjaman kepada mereka berupa gandum, sya'ir, dan anggur kering -dalam
suatu riwayat- dan minyak untuk suatu masa tertentu. Ada orang bertanya: Apakah
mereka mempunyai tanaman? Kedua perawi menjawab: Kami tidak menanyakan hal itu
kepada mereka. Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ أَبْزَى، وَعَبْدِ اَللَّهِ بْنِ أَبِي أَوْفَى -رَضِيَ
اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَا: ( كُنَّا نُصِيبُ اَلْمَغَانِمَ مَعَ رَسُولِ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم وَكَانَ يَأْتِينَا أَنْبَاطٌ مِنْ أَنْبَاطِ اَلشَّامِ,
فَنُسْلِفُهُمْ فِي اَلْحِنْطَةِ وَالشَّعِيرِ وَالزَّبِيبِ - وَفِي رِوَايَةٍ:
وَالزَّيْتِ - إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى. قِيلَ: أَكَانَ لَهُمْ زَرْعٌ? قَالَا: مَا
كُنَّا نَسْأَلُهُمْ عَنْ ذَلِكَ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 877 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengambil harta orang
dengan maksud mengembalikannya, maka Allah akan menolongnya untuk dapat
mengembalikannya; dan barangsiapa mengambilnya dengan maksud menghabiskannya,
maka Allah akan merusaknya." Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ
أَخَذَ أَمْوَالَ اَلنَّاسِ يُرِيدُ أَدَاءَهَا, أَدَّى اَللَّهُ عَنْهُ, وَمَنْ
أَخَذَهَا يُرِيدُ إِتْلَافَهَا, أَتْلَفَهُ اَللَّهُ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 878 | ||
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku berkata, wahai
Rasulullah, sesungguhnya barang-barang pakaian telah datang pada si Fulan dari
Syam. Seandainya baginda mengutus seseorang kepadanya, baginda akan dapat
mengambil dua buah pakaian dengan pembayaran nanti pada saat kemudahan. Lalu
beliau mengutus seseorang kepadanya, namun pemiliknya menolak. Dikeluarkan oleh
Hakim dan Baihaqi dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya.
|
َوَعَنْ عَائِشَةَ
-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ: ( قُلْتُ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! إِنَّ
فُلَاناً قَدِمَ لَهُ بَزٌّ مِنَ اَلشَّامِ, فَلَوْ بَعَثْتَ إِلَيْهِ, فَأَخَذْتَ
مِنْهُ ثَوْبَيْنِ بِنَسِيئَةٍ إِلَى مَيْسَرَةٍ? فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ, فَامْتَنَعَ
) أَخْرَجَهُ اَلْحَاكِمُ، وَالْبَيْهَقِيُّ, وَرِجَالُهُ
ثِقَاتٌ
| |
Hadits No. 879 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Punggung hewan yang digadaikan boleh
dinaiki dengan membayar dan susu hewan yang digadaikan boleh diminum dengan
membayar. Bagi orang yang menaiki dan meminumnya wajib membayar." Riwayat
Bukhari.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
اَلظَّهْرُ يُرْكَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَلَبَنُ اَلدَّرِّ
يُشْرَبُ بِنَفَقَتِهِ إِذَا كَانَ مَرْهُونًا, وَعَلَى اَلَّذِي يَرْكَبُ
وَيَشْرَبُ اَلنَّفَقَةُ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 880 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barang gadaian tidak menutup pemilik
yang menggadaikannya, keuntungan untuknya dan kerugiannya menjadi
tanggungannya." Riwayat Daruquthni dan Hakim dengan perawi-perawi yang dapat
dipercaya. Namun yang terpelihara bagi Abu Dawud dan lainnya hadits itu mursal.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ -صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( لَا
يَغْلَقُ اَلرَّهْنُ مِنْ صَاحِبِهِ اَلَّذِي رَهَنَهُ, لَهُ غُنْمُهُ, وَعَلَيْهِ
غُرْمُهُ ) رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَالْحَاكِمُ, وَرِجَالهُ ثِقَاتٌ. إِلَّا
أَنَّ اَلْمَحْفُوظَ عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ وَغَيْرِهِ
إِرْسَالُهُ
| |
Hadits No. 881 | ||
Dari Abu Rafi' Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah meminjam unta muda dari seseorang.
Kemudian beliau menerima unta zakat, lalu beliau menyuruh Abu Rafi' untuk
mengembalikan hutang untanya kepada orang tersebut. Abu Rafi' berkata: Aku hanya
menemukan unta berumur empat tahun. Beliau bersabda: "Berikanlah kepadanya,
karena sebaik-baik orang ialah yang paling baik melunasi hutang." Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي رَافِعٍ ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم اسْتَسْلَفَ مِنْ رَجُلٍ
بَكْرًا فَقَدِمَتْ عَلَيْهِ إِبِلٌ مِنَ اَلصَّدَقَةِ, فَأَمَرَ أَبَا رَافِعٍ
أَنْ يَقْضِيَ اَلرَّجُلَ بَكْرَهُ, فَقَالَ: لَا أَجِدُ إِلَّا خَيَارًا. قَالَ: "
أَعْطِهِ إِيَّاهُ, فَإِنَّ خِيَارَ اَلنَّاسِ أَحْسَنُهُمْ قَضَاءً ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ.
| |
Hadits No. 882 | ||
Dari Ali Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah saaw.
bersabda: "Setiap hutang yang menarik manfaat adalah riba." Riwayat Harits Ibnu
Abu Usamah dan sanadnya terlalu lemah.
|
َوَعَنْ
عَلِيٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ -صَلَّى اَللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ( كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً, فَهُوَ رِبًا ) رَوَاهُ اَلْحَارِثُ
بْنُ أَبِي أُسَامَةَ, وَإِسْنَادُهُ سَاقِطٌ
| |
Hadits No. 883 | ||
Menurut riwayat Baihaqi ada saksi lemah dari Fadlalah
Ibnu Ubaid.
|
َوَلَهُ
شَاهِدٌ ضَعِيفٌ عَنْ فَضَالَةَ بْنِ عُبَيْدٍ عِنْدَ
اَلْبَيْهَقِيِّ
| |
Hadits No. 884 | ||
Ada hadits lain yang diriwayatkan Bukhari secara mauquf
dari Abdullah Ibnu Salam.
|
َوَآخَرُ
مَوْقُوفٌ عَنْ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ سَلَامٍ عِنْدَ
اَلْبُخَارِيِّ
| |
BAB TAFLIS (BANGKRUT) DAN HAJR (MENYITA) |
بَابُ
اَلتَّفْلِيسِ
وَالْحَجْرِِِِِِِِِِِِ
| |
Hadits No. 885 | ||
Dari Abu Bakar Ibnu Abdurrahman bahwa Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa menemukan barangnya benar-benar berada pada orang
yang jatuh bangkrut (pailit), maka ia lebih berhak terhadap barang tersebut
daripada orang lain." Muttafaq Alaihi.
|
َعَنْ أَبِي بَكْرِ بْنِ
عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ, عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ
: سَمِعْتُ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ: ( مَنْ أَدْرَكَ مَالَهُ بِعَيْنِهِ
عِنْدَ رَجُلٍ قَدْ أَفْلَسَ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ مِنْ غَيْرِهِ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 886 | ||
Abu Dawud dan Malik meriwayatkan dari Abu Bakar Ibnu
Abdurrahman secara mursal dengan lafadz: "Jika ada orang yang menjual barang,
kemudian pembeli barang tersebut jatuh miskin padahal ia belum membayar apapun
dari harganya, sedang penjual masih mendapatkan barangnya utuh, maka ia lebih
berhak terhadap barang tersebut; jika pembelinya meninggal dunia maka barang
tersebut menjadi milik orang-orang yang memberi hutang." Menurut Baihaqi hadits
tersebut maushul, dan dha'if karena mengikuti Abu Dawud.
|
َوَرَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ, وَمَالِكٌ: مِنْ رِوَايَةِ أَبِي بَكْرِ بْنِ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ
مُرْسَلًا بِلَفْظِ: ( أَيُّمَا رَجُلٌ بَاعَ مَتَاعًا فَأَفْلَسَ اَلَّذِي
اِبْتَاعَهُ, وَلَمْ يَقْبِضِ اَلَّذِي بَاعَهُ مِنْ ثَمَنِهِ شَيْئًا , فَوَجَدَ
مَتَاعَهُ بِعَيْنِهِ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ, وَإِنْ مَاتَ اَلْمُشْتَرِي فَصَاحِبُ
اَلْمَتَاعِ أُسْوَةُ اَلْغُرَمَاءِ ) وَوَصَلَهُ اَلْبَيْهَقِيُّ, وَضَعَّفَهُ
تَبَعًا لِأَبِي دَاوُدَ
| |
Hadits No. 887 | ||
Abu Dawud dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits dari Umar
Ibnu Kholadah bahwa ia berkata: Kami datang kepada Abu Hurairah Radliyallaahu
'anhu menanyakan tentang teman kami yang bangkrut, lalu ia berkata: Aku berikan
kepadamu suatu ketetapan hukum dari Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam,
yaitu: "Barangsiapa bangkrut atau meninggal dunia, lalu orang itu mendapatkan
barangnya masih utuh, maka ia lebih berhak atas barang tersebut." Hadits shahih
menurut Hakim dan dha'if menurut Abu Dawud. Abu Dawud juga menilai dha'if
keterangan tentang "meninggal dunia" pada hadits ini.
|
َوَرَوَى
أَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ مَاجَهْ: مِنْ رِوَايَةِ عُمَرَ بْنِ خَلْدَةَ قَالَ:
أَتَيْنَا أَبَا هُرَيْرَةَ فِي صَاحِبٍ لَنَا قَدْ أَفْلَسَ, فَقَالَ:
لَأَقْضِيَنَّ فِيكُمْ بِقَضَاءِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ
أَفْلَسَ أَوْ مَاتَ فَوَجَدَ رَجُلٌ مَتَاعَهُ بِعَيْنِهِ فَهُوَ أَحَقُّ بِهِ )
وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ, وَضَعَّفَ أَبُو دَاوُدَ هَذِهِ اَلزِّيَادَةَ فِي ذِكْرِ
اَلْمَوْتِ
| |
Hadits No. 888 | ||
Dari Amar Ibnu al-Syarid, dari ayahnya Radliyallaahu
'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang mampu
yang menangguhkan pembayaran hutang dihalalkan kehormatannya dan siksanya."
Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i. Hadits mu'allaq menurut Bukhari dan shahih menurut
Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
عَمْرِو بْنِ اَلشَّرِيدِ, عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( لَيُّ اَلْوَاجِدِ يُحِلُّ عِرْضَهُ وَعُقُوبَتَهُ ) رَوَاهُ أَبُو
دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَعَلَّقَهُ اَلْبُخَارِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ
| |
Hadits No. 889 | ||
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu berkata: Pada
zaman Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam ada seseorang terkena musibah
pembusukan pada buah-buahan yang dibelinya, lalu hutangnya menumpuk dan
bangkrut. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam lalu bersabda:
"Bersedekahlah kepadanya." Lalu orang-orang bersedekah kepadanya, namun belum
cukup melunasi hutangnya. Maka bersabdalah Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam kepada orang-orang yang menghutanginya: "Ambillah apa yang kalian
dapatkan karena hanya itulah milik kalian." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( أُصِيبَ رَجُلٌ فِي عَهْدِ
رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي ثِمَارٍ اِبْتَاعَهَا, فَكَثُرَ دَيْنُهُ,
فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَصَدَّقُوا عَلَيْهِ فَتَصَدَّقَ
اَلنَّاسُ عَلَيْهِ, وَلَمْ يَبْلُغْ ذَلِكَ وَفَاءَ دَيْنِهِ, فَقَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِغُرَمَائِهِ: خُذُوا مَا وَجَدْتُمْ, وَلَيْسَ
لَكُمْ إِلَّا ذَلِكَ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 890 | ||
Dari Ibnu Ka'ab Ibnu Malik, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menahan harta benda milik Muadz
dan menjualnya untuk melunasi hutangnya. Riwayat Daruquthni. Hadits shahih
menurut Hakim dan mursal menurut tarjih Abu Dawud.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ كَعْبِ بْنِ مَالِكٍ, عَنْ أَبِيهِ; ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم حَجَرَ عَلَى مُعَاذٍ مَالَهُ, وَبَاعَهُ فِي دَيْنٍ كَانَ عَلَيْهِ )
رَوَاهُ اَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ, وَأَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ
مُرْسَلًا, وَرُجِّحَ
| |
Hadits No. 891 | ||
Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku dihadapkan
pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam waktu perang Uhud ketika aku berumur 14
tahun, namun beliau belum membolehkanku (untuk ikut berperang). Aku dihadapkan
lagi pada waktu perang khandaq ketika aku berumur 15 tahun dan beliau
membolehkanku. Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat Baihaqi: Beliau belum
membolehkanku dan belum menganggapku telah dewasa. Hadits shahih menurut Ibnu
Khuzaimah.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( عُرِضْتُ عَلَى اَلنَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم يَوْمَ أُحُدٍ, وَأَنَا اِبْنُ أَرْبَعَ عَشْرَةَ سَنَةً,
فَلَمْ يُجِزْنِي, وَعُرِضْتُ عَلَيْهِ يَوْمَ اَلْخَنْدَقِ, وَأَنَا اِبْنُ خَمْسَ
عَشْرَةَ سَنَةً, فَأَجَازَنِي ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ
لِلْبَيْهَقِيِّ: فَلَمْ يُجِزْنِي, وَلَمْ يَرَنِي بَلَغْتُ وَصَحَّحَهَا اِبْنُ
خُزَيْمَةَ
| |
Hadits No. 892 | ||
Athiyyah al-Quradhy Radliyallaahu 'anhu berkata: Kami
dihadapkan pada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam waktu perang quraidhoh. Lalu
orang yang telah tumbuh bulunya dibunuh dan yang belum tumbuh bulunya
dibebaskan, sedang aku termasuk orang yang belum tumbuh bulunya, maka aku
dibebaskan. Riwayat Imam Empat. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan Hakim, ia
berkata: Hadits tersebut menurut persyaratan Bukhari-Muslim.
|
َوَعَنْ
عَطِيَّةَ اَلْقُرَظِيِّ رضي الله عنه قَالَ: ( عُرِضْنَا عَلَى اَلنَّبِيِّ صلى
الله عليه وسلم يَوْمَ قُرَيْظَةَ، فَكَانَ مَنْ أَنْبَتَ قُتِلَ, وَمَنْ لَمْ
يُنْبِتْ خُلِّيَ سَبِيلُهُ, فَكُنْتُ فِيمَنْ لَمْ يُنْبِتْ فَخُلِّيَ سَبِيلِي )
رَوَاهُ اَلْخَمْسَةُ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ،
وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 893 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak diperbolehkan bagi seorang istri memberikan sesuatu kecuali dengan seizin
suaminya." Dalam suatu lafadz: "Tidak diperbolehkan bagi seorang istri mengurus
hartanya yang dimiliki oleh suaminya." Riwayat Ahmad dan para pengarang kitab
al-Sunan kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا يَجُوزُ لِاِمْرَأَةٍ عَطِيَّةٌ إِلَّا بِإِذْنِ
زَوْجِهَا ) وَفِي لَفْظٍ: ( لَا يَجُوزُ لِلْمَرْأَةِ أَمْرٌ فِي مَالِهَا, إِذَا
مَلَكَ زَوْجُهَا عِصْمَتَهَا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَصْحَابُ اَلسُّنَنِ إِلَّا
اَلتِّرْمِذِيَّ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 894 | ||
Dari Qabishoh Ibnu Mukhoriq Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya minta-minta
tidak dihalalkan kecuali bagi salah seorang di antara tiga macam orang, yaitu:
Orang yang menanggung hutang orang lain, ia boleh meminta-minta hingga dapat
melunasinya, kemudian ia berhenti; orang yang terkena musibah yang menghabiskan
hartanya. Ia boleh meminta-minta hingga mendapatkan sandaran hidup; dan orang
yang ditimpa kefakiran hingga tiga orang yang mengetahuinya dari kalangan
kaumnya berkata: Si Fulan telah ditimpa kefakiran, ia dibolehkan meminta-minta."
Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ قَبِيصَةَ بْنِ
مُخَارِقٍ اَلْهِلَالِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم ( إِنَّ اَلْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِأَحَدِ ثَلَاثَةٍ: رَجُلٍ
تَحَمَّلَ حَمَالَةً فَحَلَّتْ لَهُ اَلْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَهَا ثُمَّ
يُمْسِكَ، وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اِجْتَاحَتْ مَالَهُ, فَحَلَّتْ لَهُ
اَلْمَسْأَلَةُ حَتَّى يُصِيبَ قِوَامًا مِنْ عَيْشٍ، وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ
حَتَّى يَقُولَ ثَلَاثَةٌ مِنْ ذَوِي الْحِجَى مِنْ قَوْمِهِ: لَقَدْ أَصَابَتْ
فُلَانًا فَاقَةٌ, فَحَلَّتْ لَهُ اَلْمَسْأَلَةُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
|
BAB PERDAMAIAN |
بَابُ اَلصُّلْحِِِِِِِِِِِِ
| |
Hadits No. 895 | ||
Dari Amar Ibnu Auf al-Muzany Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah saaw. bersabda: "Perdamaian itu halal antara kaum muslimin, kecuali
perdamaian yang mengharamkan hal yang haram atau menghalalkan hal yang haram.
Kaum muslim wajib berpegang pada syarat-syarat mereka, kecuali syarat yang
mengharamkan hal yang halal atau menghalalkan yang haram." Hadits shahih riwayat
Tirmidzi. Namun banyak yang mengingkarinya karena seorang perawinya yang bernama
Katsir Ibnu Abdullah Ibnu Amar Ibnu Auf adalah lemah. Mungkin Tirmidzi
menganggapnya baik karena banyak jalannya.
|
َعَنْ عَمْرِو بْنِ عَوْفٍ
اَلْمُزَنِيِّ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (
اَلصُّلْحُ جَائِزٌ بَيْنَ اَلْمُسْلِمِينَ, إِلَّا صُلْحاً حَرَّمَ حَلَالاً وَ
أَحَلَّ حَرَاماً، وَالْمُسْلِمُونَ عَلَى شُرُوطِهِمْ, إِلَّا شَرْطاً حَرَّمَ
حَلَالاً وَ أَحَلَّ حَرَاماً ) رَوَاهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ.
وَأَنْكَرُوا عَلَيْهِ; لِأَنَّ رَاوِيَهُ كَثِيرَ بْنَ عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ
عَمْرِوِ بْنِ عَوْفٍ ضَعِيفٌ. وَكَأَنَّهُ اِعْتَبَرَهُ بِكَثْرَةِ
طُرُقِهِ
| |
Hadits No. 896 | ||
Ibnu Hibban menilainya shahih dari hadits Abu Hurairah
r.a.
|
َوَقَدْ
صَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ مِنْ حَدِيثِ أَبِي
هُرَيْرَةَ
| |
Hadits No. 897 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah seseorang melarang
tetangganya memasang kayu galangan pada temboknya." Kemudian Abu Hurairah
berkata: Kenapa aku lihat kalian berpaling darinya? Demi Allah, aku benar-benar
akan menaruh kayu-kayu itu di atas pundakmu. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا
يَمْنَعُ جَارٌ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِي جِدَارِهِ ثُمَّ يَقُولُ أَبُو
هُرَيْرَةَ رضي الله عنه مَا لِي أَرَاكُمْ عَنْهَا مُعْرِضِينَ? وَاَللَّهِ
لَأَرْمِيَنَّ بِهَا بَيْنَ أَكْتَافِكُمْ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 898 | ||
Dari Abu Humaid al-Sa'idy Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak halal bagi seseorang
mengambil tongkat saudaranya dengan tanpa ridlonya." Riwayat Ibnu Hibban dan
Hakim dalam kitab shahih mereka.
|
َوَعَنْ
أَبِي حُمَيْدٍ اَلسَّاعِدِيِّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( لَا يَحِلُّ لِامْرِئٍ أَنْ يَأْخُذَ عَصَا أَخِيهِ بِغَيْرِ
طِيبِ نَفْسٍ مِنْهُ ) رَوَاهُ اِبْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِمُ فِي صَحِيحَيْهِمَا
|
BAB MEMINDAHKAN HUTANG DAN MENANGGUNG |
بَابُ الْحَوَالَةِ
وَالضَّمَان
| |
Hadits No. 899 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Penangguhan (pembayaran hutang) orang
kaya itu suatu kesesatan. Apabila seseorang di antara kamu hutangnya dipindahkan
kepada orang yang mampu, hendaknya ia menerima." Muttafaq Alaihi. Menurut suatu
riwayat Ahmad: "Barangsiapa (hutangnya) dipindahkan, hendaknya ia menerima."
|
َعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
مَطْلُ اَلْغَنِيِّ ظُلْمٌ, وَإِذَا أُتْبِعُ أَحَدُكُمْ عَلَى مَلِيٍّ
فَلْيَتْبَعْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ وَفِي رِوَايَةِ أَحْمَدَ: ( فَلْيَحْتَلْ
)
| |
Hadits No. 900 | ||
Jabir Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seorang laki-laki
di antara kami meninggal dunia, lalu kami memandikannya, menutupinya dengan
kapas, dan mengkafaninya. Kemudian kami mendatangi Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam dan kami tanyakan: Apakah baginda akan menyolatkannya?. Beliau
melangkan beberapa langkah kemudian bertanya: "Apakah ia mempunyai hutang?".
Kami menjawab: Dua dinar. Lalu beliau kembali. Maka Abu Qotadah menanggung
hutang tersebut. Ketika kami mendatanginya; Abu Qotadah berkata: Dua dinar itu
menjadi tanggunganku. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Betul-betul engkau tanggung dan mayit itu terbebas darinya." Ia menjawab: Ya.
Maka beliau menyolatkannya. Riwayat Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih
menurut Ibnu Hibban dan Hakim.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: ( تُوُفِّيَ رَجُلٌ مِنَّا, فَغَسَّلْنَاهُ,
وَحَنَّطْنَاهُ, وَكَفَّنَّاهُ, ثُمَّ أَتَيْنَا بِهِ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم فَقُلْنَا: تُصَلِّي عَلَيْهِ? فَخَطَا خُطًى, ثُمَّ قَالَ: أَعَلَيْهِ
دَيْنٌ? قُلْنَا: دِينَارَانِ، فَانْصَرَفَ, فَتَحَمَّلَهُمَا أَبُو قَتَادَةَ،
فَأَتَيْنَاهُ, فَقَالَ أَبُو قَتَادَةَ: اَلدِّينَارَانِ عَلَيَّ، فَقَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أُحِقَّ اَلْغَرِيمُ وَبَرِئَ مِنْهُمَا اَلْمَيِّتُ?
قَالَ: نَعَمْ, فَصَلَّى عَلَيْهِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ,
وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ,
وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 901 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bila didatangkan kepada beliau orang meninggal
yang menanggung hutang, beliau bertanya: "Apakah ia meninggalkan sesuatu untuk
melunasi hutangnya?". Jika dikatakan bahwa ia meninggalkan sesuatu untuk
melunasi hutangnya, beliau menyolatkannya. Jika tidak, beliau bersabda:
"Sholatlah atas temanmu ini." Tatkala Allah telahg memberikan beberapa
kemenangan kepadanya, beliau bersabda: "Aku lebih berhak pada kaum mukminin
daripada diri mereka sendiri. Maka barangsiapa meninggal dan ia memiliki hutang,
akulah yang melunasinya." Muttafaq Alaihi. Menurut suatu riwayat Bukhari: "Maka
barangsiapa mati dan tidak meninggalkan harta pelunasan....".
|
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم كَانَ يُؤْتَى بِالرَّجُلِ اَلْمُتَوَفَّى عَلَيْهِ اَلدَّيْنُ,
فَيَسْأَلُ: هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِهِ مِنْ قَضَاءٍ? فَإِنْ حُدِّثَ أَنَّهُ تَرَكَ
وَفَاءً صَلَّى عَلَيْهِ, وَإِلَّا قَالَ: صَلُّوا عَلَى صَاحِبِكُمْ فَلَمَّا
فَتَحَ اَللَّهُ عَلَيْهِ اَلْفُتُوحَ قَالَ: أَنَا أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ
أَنْفُسِهِمْ, فَمَنْ تُوُفِّيَ, وَعَلَيْهِ دَيْنٌ فَعَلَيَّ قَضَاؤُهُ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِوَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ: ( فَمَنْ مَاتَ وَلَمْ يَتْرُكْ
وَفَاءً )
| |
Hadits No. 902 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Tidak ada tanggungan, dalam pelaksanaan had." Riwayat Baihaqi dengan sanad
lemah.
|
َوَعَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( لَا كَفَالَةَ فِي حَدٍّ ) رَوَاهُ اَلْبَيْهَقِيُّ
بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ
|
BAB SYIRKAH DAN WAKALAH |
بَابُ اَلشَّرِكَةِ
وَالْوَكَالَةِ
| |
Hadits No. 903 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku menjadi orang
ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang dari mereka tidak
berkhianat kepada temannya. Jika ada yang berkhianat, aku keluar dari
(persekutuan) mereka." Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.
|
َعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
قَالَ اَللَّهُ: أَنَا ثَالِثُ اَلشَّرِيكَيْنِ مَا لَمْ يَخُنْ أَحَدُهُمَا
صَاحِبَهُ, فَإِذَا خَانَ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ,
وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 904 | ||
Dari al-Saib al-Mahzumy Radliyallaahu 'anhu bahwa ia
dahulu adalah sekutu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam sebelum beliau diangkat
menjadi Rasul. Ketika ia datang pada hari penaklukan kota Mekkah, beliau
bersabda: "Selamat datang wahai saudaraku dan sekutuku." Riwayat Ahmad, Abu
Dawud, dan Ibnu Majah.
|
َوَعَنْ
اَلسَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ اَلْمَخْزُومِيِّ ( أَنَّهُ كَانَ شَرِيكَ اَلنَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم قَبْلَ اَلْبَعْثَةِ, فَجَاءَ يَوْمَ اَلْفَتْحِ, فَقَالَ:
مَرْحَباً بِأَخِي وَشَرِيكِي ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَابْنُ
مَاجَةَ
| |
Hadits No. 905 | ||
Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku,
Ammar, dan Sa'ad bersekutu dalam harta rampasan yang akan kami peroleh dari
perang Badar. Hadits riwayat Nasa'i.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه قَالَ: ( اِشْتَرَكْتُ أَنَا
وَعَمَّارٌ وَسَعْدٌ فِيمَا نُصِيبُ يَوْمَ بَدْرٍ
)
اَلْحَدِيثَ رَوَاهُ النَّسَائِيُّ وَغَيْرُهُ
| |
Hadits No. 906 | ||
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku akan
keluar menuju Khaibar, lalu aku menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
dan beliau bersabda: "Jika engkau menemui wakilku di Khaibar, ambillah darinya
15 wasaq." Hadits shahih riwayat Abu Dawud.
|
َوَعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( قَالَ: أَرَدْتُ
اَلْخُرُوجَ إِلَى خَيْبَرَ, فَأَتَيْتُ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ:
إِذَا أَتَيْتَ وَكِيلِي بِخَيْبَرَ, فَخُذْ مِنْهُ خَمْسَةَ عَشَرَ وَسْقًا )
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ وَصَحَّحَهُ
| |
Hadits No. 907 | ||
Dari Urwah al-Bariqy Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mengutusnya dengan uang satu dinar untuk
membelikan beliau hewan qurban. Hadits Bukhari meriwayatkannya di tengah-tengah
suatu hadits sebagaimana tersebut dalam hadits dahulu (no.40).
|
َوَعَنْ
عُرْوَةَ الْبَارِقِيِّ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
بَعَثَ مَعَهُ بِدِينَارٍ يَشْتَرِي لَهُ أُضْحِيَّةً ) اَلْحَدِيثَ رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ فِي أَثْنَاءِ حَدِيثٍ, وَقَدْ
تَقَدَّمَ
| |
Hadits No. 908 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Umar untuk mengambil zakat. Hadits.
Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: ( بَعَثَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم عُمَرَ عَلَى اَلصَّدَقَةِ ) اَلْحَدِيثَ مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 909 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menyembelih 63 ekor dan menyuruh Ali Radliyallaahu 'anhu untuk
menyembelih sisanya. Hadits diriwayatkan oleh Muslim.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم نَحَرَ ثَلَاثًا
وَسِتِّينَ, وَأَمَرَ عَلِيًّا أَنْ يَذْبَحَ اَلْبَاقِيَ ) اَلْحَدِيثَ. رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 910 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu tentang kisah
pelaku (zina), Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pergilah, wahai
Unais, menemui perempuan orang ini. Jika ia mengaku, rajamlah ia." Hadits.
Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه فِي قِصَّةِ اَلْعَسِيفِ. قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم (
وَاغْدُ يَا أُنَيْسُ عَلَى اِمْرَأَةِ هَذَا, فَإِنْ اِعْتَرَفَتْ فَارْجُمْهَا )
اَلْحَدِيثَ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ فِيهِ اَلَّذِي قَبْلَهُ وَمَا أَشْبَهَهُ
|
BAB IQRAR (PENGAKUAN) |
بَابُ اَلْإِقْرَارِِ
| |
Hadits No. 911 | ||
Abu Dzar Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda kepadaku: "Katakanlah yang benar walaupun ia pahit." Hadits
shahih menurut Ibnu Hibban dari hadits yang
panjang."
|
ََنْ أَبِي ذَرٍّ رضي
الله عنه قَالَ: قَالَ لِي رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( قُلِ اَلْحَقَّ,
وَلَوْ كَانَ مُرًّا ) صَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ فِي حَدِيثٍ
طَوِيلٍ
| |
BAB ARIYAH |
بَابُ اَلْعَارِيَة
| |
Hadits No. 912 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah berfirman: Aku menjadi orang
ketiga dari dua orang yang bersekutu selama salah seorang dari mereka tidak
berkhianat kepada temannya. Jika ada yang berkhianat, aku keluar dari
(persekutuan) mereka." Riwayat Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.
|
ََعَنْ
سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( عَلَى اَلْيَدِ مَا أَخَذَتْ حَتَّى تُؤَدِّيَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ,
وَالْأَرْبَعَةُ, وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 913 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tunaikanlah amanat kepada orang yang
memberimu amanat dan janganlah berkhianat kepada orang yang menghianatimu."
Riwayat Tirmidzi dan Abu Dawud. Hadits hasan menurut Abu Dawud, shahih menurut
Hakim, dan munkar menurut Abu Hatim Ar-Razi. Hadits itu diriwayatkan juga oleh
segolongan huffadz. Ia mencakup masalah pinjaman.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
أَدِّ اَلْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ اِئْتَمَنَكَ, وَلَا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ )
رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَاَلتِّرْمِذِيُّ وَحَسَّنَهُ, وَصَحَّحَهُ اَلْحَاكِمُ,
وَاسْتَنْكَرَهُ أَبُو حَاتِمٍ اَلرَّازِيُّ
| |
Hadits No. 914 | ||
Ya'la Ibnu Umayyah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadaku: "Apabila utusanku
datang kepadamu, berikanlah kepada mereka tiga puluh baju besi." Aku berkata:
Wahai Rasulullah, apakah pinjaman yang ditanggung atau pinjaman yang
dikembalikan? Beliau bersabda: "Pinjaman yang dikembalikan." Riwayat Ahmad, Abu
Dawud, dan Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
يَعْلَى بْنِ أُمَيَّةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( إِذَا أَتَتْكَ رُسُلِي فَأَعْطِهِمْ ثَلَاثِينَ دِرْعاً , قُلْتُ: يَا
رَسُولَ اَللَّهِ ! أَعَارِيَةٌ مَضْمُونَةٌ أَوْ عَارِيَةٌ مُؤَدَّاةٌ? قَالَ:
بَلْ عَارِيَةٌ مُؤَدَّاةٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَأَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
| |
Hadits No. 915 | ||
Dari Shofwan Ibnu Umayyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam meminjam darinya beberapa baju besi sewaktu
perang Hunain. Ia bertanya: Apakah ia rampasan, wahai Muhammad. beliau menjawab:
"Tidak, ia pinjaman yang ditanggung." Riwayat Abu Dawud, Ahmad, dan Nasa'i.
Hadits shahih menurut Hakim.
|
َوَعَنْ
صَفْوَانَ بْنِ أُمَيَّةَ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم اِسْتَعَارَ
مِنْهُ دُرُوعاً يَوْمَ حُنَيْنٍ. فَقَالَ: أَغَصْبٌ يَا مُحَمَّدُ? قَالَ: بَلْ
عَارِيَةٌ مَضْمُونَةٌ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَالنَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ
اَلْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 916 | ||
Hakim juga meriwayatkannya dengan saksi lemah dari Ibnu
Abbas r.a.
|
َوَأَخْرَجَ لَهُ شَاهِدًا
ضَعِيفًا عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ
| |
BAB GHASHAB |
بَابُ اَلْغَصْبِ
| |
Hadits No. 917 | ||
Dari Said Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengambil sejengkal tanah
dengan dlalim, Allah akan mengalungkan kepadanya dari tujuh lapis bumi."
Muttafaq Alaihi.
|
ََعَنْ
سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ اِقْتَطَعَ شِبْرًا مِنْ اَلْأَرْضِ ظُلْماً طَوَّقَهُ
اَللَّهُ إِيَّاهُ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ مِنْ سَبْعِ أَرَضِينَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 918 | ||
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam sedang berada di rumah salah seorang istrinya. Lalu salah satu
istrinya yang lain mengutus seorang pelayan membawa sebuah piring yang berisi
makanan. Kemudian ia (istri yang serumah dengan beliau) memukul dengan tangannya
dan pecahlah piring tersebut. Beliau menangkupkan piring itu dan meletakkan
makanan di atasnya, lalu bersabda: "Makanlah." Kemudian beliau mengembalikan
piring yang baik kepada pesuruh itu dan menyimpan piring yang pecah. Riwayat
Bukhari dan Tirmidzi, dan dia menyebut pemukul tersebut adalah 'Aisyah, dan
menambahkan: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Makanan diganti
makanan dan bejana diganti bejana." Hadits shahih menurutnya.
|
َوَعَنْ
أَنَسٍ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ عِنْدَ بَعْضِ نِسَائِهِ،
فَأَرْسَلَتْ إِحْدَى أُمَّهَاتِ اَلْمُؤْمِنِينَ مَعَ خَادِمٍ لَهَا بِقَصْعَةٍ
فِيهَا طَعَامٌ، فَكَسَرَتِ اَلْقَصْعَةَ، فَضَمَّهَا, وَجَعَلَ فِيهَا
اَلطَّعَامَ. وَقَالَ: كُلُوا وَدَفَعَ اَلْقَصْعَةَ اَلصَّحِيحَةَ لِلرَّسُولِ,
وَحَبَسَ اَلْمَكْسُورَةَ ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ. وَاَلتِّرْمِذِيُّ, وَسَمَّى
اَلضَّارِبَةَ عَائِشَةَ, وَزَادَ: فَقَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم (
طَعَامٌ بِطَعَامٍ, وَإِنَاءٌ بِإِنَاءٍ )
وَصَحَّحَهُ
| |
Hadits No. 919 | ||
Dari Rafi' Ibnu Khodij Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menanam di atas
tanah suatu kaum tanpa seizin mereka, maka ia tidak memiliki apapun dari tanaman
itu, namun ia mendapat nafkah (belanja)." Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali
Nasa'i. Hadits hasan menurut Tirmidzi. Dikatakan bahwa Bukhari menilainya hadits
dha'if.
|
َوَعَنْ
رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( مَنْ زَرَعَ فِي أَرْضِ قَوْمٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِمْ, فَلَيْسَ لَهُ مِنْ
اَلزَّرْعِ شَيْءٌ, وَلَهُ نَفَقَتُهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا
النَّسَائِيَّ, وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَيُقَالُ: إِنَّ اَلْبُخَارِيَّ
ضَعَّفَهُ
| |
Hadits No. 920 | ||
Dari Urwah Ibnu al-Zubair Radliyallaahu 'anhu bahwa
seorang sahabat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam berkata: Ada dua orang
bertengkar mengadu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam masalah
tanah. Salah seorang di antara mereka telah menanam pohon kurma di atas tanah
milik yang lain. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memutuskan tanah
tetap menjadi milik siempunya dan menyuruh pemilik pohon kurma untuk mencabut
pohonnya, dan beliau bersabda: "Akar yang dlalim tidak punya hak." Riwayat Abu
Dawud dan sanadnya hasan.
|
َوَعَنْ
عُرْوَةَ بْنِ اَلزُّبَيْرِ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ مِنْ اَلصَّحَابَةِ; مِنْ
أَصْحَابِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( إِنَّ رَجُلَيْنِ اِخْتَصَمَا
إِلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِي أَرْضٍ, غَرَسَ أَحَدُهُمَا فِيهَا
نَخْلًا, وَالْأَرْضُ لِلْآخَرِ, فَقَضَى رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
بِالْأَرْضِ لِصَاحِبِهَا, وَأَمَرَ صَاحِبَ اَلنَّخْلِ أَنْ يُخْرِجَ نَخْلَهُ.
وَقَالَ: " لَيْسَ لِعِرْقٍ ظَالِمٍ حَقٌّ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ, وَإِسْنَادُهُ
حَسَنٌ
| |
Hadits No. 921 | ||
Akhir hadits itu menurut pengarang-pengarang kitab
al-Sunan dari riwayat Urwah, dari Said Ibnu Zaid. Tentang maushul dan mursalnya
hadits tersebut serta penentuan para perawinya masih ada pertentangan.
|
َوَآخِرُهُ
عِنْدَ أَصْحَابِ اَلسُّنَنِ مِنْ رِوَايَةِ عُرْوَةَ, عَنْ سَعِيدِ بْنِ
زَيْدٍ
| |
Hadits No. 922 | ||
Dari Abu Bakrah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada khutbahnya hari raya Kurba di Mina:
"Sesungguhnya darahmu dan hartamu adalah haram atasmu sebagaimana haramnya
harimu ini, pada bulanmu ini, di negerimu ini." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ أَبِي بَكْرَةَ;
رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: فِي خُطْبَتِهِ يَوْمَ
اَلنَّحْرِ بِمِنًى ( إِنَّ دِمَاءَكُمْ وَأَمْوَالَكُمْ وَأَعْرَاضَكُمْ عَلَيْكُمْ
حَرَامٌ, كَحُرْمَةِ يَوْمِكُمْ هَذَا، فِي بَلَدِكُمْ هَذَا، فِي شَهْرِكُمْ هَذَا
) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
BAB SYUF'AH |
بَابُ اَلشُّفْعَةِ
| |
Hadits No. 923 | ||
Jabir Ibnu Abdullah Radliyallaahu 'anhu berkata:
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam telah menetapkan berlakunya syuf'ah
(hak membeli bagian dari dua orang yang bersekutu) pada setiap sesuatu yang
belum dibagi. Apabila telah dibatasi dan telah diatur peraturannya, maka tidak
berlaku syuf'ah. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut Bukhari.
|
ََعَنْ
جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اَللَّهِ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: ( قَضَى رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِالشُّفْعَةِ فِي كُلِّ مَا لَمْ يُقْسَمْ, فَإِذَا
وَقَعَتِ اَلْحُدُودُ وَصُرِّفَتْ اَلطُّرُقُ فَلَا شُفْعَةَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِلْبُخَارِيِّ
| |
Hadits No. 924 | ||
Menurut riwayat Muslim: Syu'fah itu berlaku dalam setiap
persekutuan, baik dalam tanah, kampung, atau kebun. Tidak boleh - dalam suatu
lafadz- tidak halal menjualnya hingga ditawarkan kepada sekutunya. Menurut
riwayat Thahawi: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menetapkan berlakunya
Syuf'ah dalam segala sesuatu. Para perawinya dapat dipercaya.
|
َوَفِي
رِوَايَةِ مُسْلِمٍ: ( اَلشُّفْعَةُ فِي كُلِّ شِرْكٍ: أَرْضٍ, أَوْ رَبْعٍ, أَوْ
حَائِطٍ, لَا يَصْلُحُ أَنْ يَبِيعَ حَتَّى يَعْرِضَ عَلَى شَرِيكِهِ ) وَفِي
رِوَايَةِ اَلطَّحَاوِيِّ: قَضَى اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِالشُّفْعَةِ فِي
كُلِّ شَيْءٍ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ
| |
Hadits No. 925 | ||
Anas Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu berkata bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tetangga sebelah rumah
lebih berhak terhadap rumah itu." Riwayat Nasa'i, dinilai shahih oleh Ibnu
Hibban, dan ia mempunyai illah.
|
َوَعَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( جَارُ اَلدَّارِ أَحَقُّ بِالدَّارِ ) رَوَاهُ النَّسَائِيُّ, وَصَحَّحَهُ
اِبْنُ حِبَّانَ, وَلَهُ عِلَّةٌ
| |
Hadits No. 926 | ||
Dari Abu Rafi' Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tetangga itu lebih berhak karena
kedekatannya." Riwayat Bukhari dan Hakim. Hadits tersebut mempunyai kisah.
|
َوَعَنْ
أَبِي رَافِعٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
اَلْجَارُ أَحَقُّ بِصَقَبِهِ ) أَخْرَجَهُ اَلْبُخَارِيُّ, وَفِيهِ
قِصَّةٌ
| |
Hadits No. 927 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tetangga itu lebih berhak dengan
syuf'ah tetangganya, ia dinanti -walaupun sedang pergi- jika jalan mereka satu."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Para perawinya dapat dipercaya.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( اَلْجَارُ أَحَقُّ
بِشُفْعَةِ جَارِهِ, يُنْتَظَرُ بِهَا - وَإِنْ كَانَ غَائِبًا - إِذَا كَانَ
طَرِيقُهُمَا وَاحِدًا ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَةُ, وَرِجَالُهُ
ثِقَاتٌ
| |
Hadits No. 928 | ||
Dari Ibnu Umar bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
bersabda: "Syuf'ah itu laksana melepaskan unta." Riwayat Ibnu Majah dan
al-Bazzar dengan tambahan: "Tidak ada syuf'ah bagi orang yang pergi." Sanadnya
lemah.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-, عَنِ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: ( اَلشُّفْعَةُ كَحَلِّ اَلْعِقَالِ ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ
وَالْبَزَّارُ, وَزَادَ: وَلَا شُفْعَةَ لِغَائِبٍ وَإِسْنَادُهُ
ضَعِيفٌ
|
BAB QIRADH |
بَابُ اَلْقِرَاضِ
| |
Hadits No. 929 | ||
Dari Shuhaib Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Tiga hal yang didalamnya ada berkah adalah
jual-beli bertempo, ber-qiradl (memberikan modal kepada seseorang hasil dibagi
dua), dan mencampur gandum dengan sya'ir untuk makanan di rumah, bukan untuk
dijual." Riwayat Ibnu Majah dengan sanad lemah.
|
ََعَنْ
صُهَيْبٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( ثَلَاثٌ
فِيهِنَّ اَلْبَرَكَةُ: اَلْبَيْعُ إِلَى أَجَلٍ، وَالْمُقَارَضَةُ، وَخَلْطُ
اَلْبُرِّ بِالشَّعِيرِ لِلْبَيْتِ, لَا لِلْبَيْعِ ) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ
بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ
| |
Hadits No. 930 | ||
Dari Hakim Ibnu Hizam bahwa disyaratkan bagi seseorang
yang memberikan modal sebagai qiradl, yaitu: Jangan menggunakan modalku untuk
barang yang bernyawa, jangan membawanya ke laut, dan jangan membawanya di tengah
air yang mengalir. Jika engkau melakukan salah satu di antaranya, maka engkaulah
yang menanggung modalku. Riwayat Daruquthni dengan perawi-perawi yang dapat
dipercaya. Malik berkata dalam kitabnya al-Muwattho', dari Ala' Ibnu Abdurrahman
Ibnu Ya'qub, dari ayahnya, dari kakeknya: Bahwa ia pernah menjalankan modal
Utsman dengan keuntungan dibagi dua. Hadits mauquf shahih.
|
َوَعَنْ
حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رضي الله عنه ( أَنَّهُ كَانَ يَشْتَرِطُ عَلَى اَلرَّجُلِ
إِذَا أَعْطَاهُ مَالًا مُقَارَضَةً: أَنْ لَا تَجْعَلَ مَالِي فِي كَبِدٍ
رَطْبَةٍ, وَلَا تَحْمِلَهُ فِي بَحْرٍ, وَلَا تَنْزِلَ بِهِ فِي بَطْنِ مَسِيلٍ,
فَإِنْ فَعَلْتَ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَقَدَ ضَمِنْتَ مَالِي ) رَوَاهُ
اَلدَّارَقُطْنِيُّ, وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ. وَقَالَ مَالِكٌ فِي اَلْمُوَطَّأِ عَنْ
اَلْعَلَاءِ بْنِ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ يَعْقُوبَ, عَنْ أَبِيهِ, عَنْ جَدِّهِ:
( أَنَّهُ عَمِلَ فِي مَالٍ لِعُثْمَانَ عَلَى أَنَّ اَلرِّبْحَ بَيْنَهُمَا )
وَهُوَ مَوْقُوفٌ صَحِيحٌ
| |
BAB MUSAQAH DAN IJARAH |
بَابُ
اَلْمُسَاقَاةِ وَالْإِجَارَةِِِِ
| |
Hadits No. 931 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah mempekerjakan penduduk Khaibar dengan
memperoleh setengah dari hasilnya berupa buah-buahan dan tanaman. Muttafaq
Alaihi. Dalam suatu riwayat Bukhari-Muslim: Mereka meminta beliau menetapkan
mereka mengerjakan tanah (Khaibar) dengan memperoleh setengah dari hasil kurma,
maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kami tetapkan kalian
dengan ketentuan seperti itu selama kami menghendaki." Lalu mereka mengakui
dengan ketetapan itu samapi Umar mengusir mereka. Menurut riwayat Muslim: Bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan pohon kurma dan tanah
Khaibar kepada kaum Yahudi di Khaibar dengan perjanjian mereka mengerjakan
dengan modal mereka dan bagi mereka setengah dari hasil buahnya.
|
ََعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَطْرِ مَا يَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ ثَمَرٍ,
أَوْ زَرْعٍ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ. وَفِي رِوَايَةٍ لَهُمَا: فَسَأَلُوا أَنْ
يُقِرَّهُمْ بِهَا عَلَى أَنْ يَكْفُوا عَمَلَهَا وَلَهُمْ نِصْفُ اَلثَّمَرِ,
فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( نُقِرُّكُمْ بِهَا عَلَى
ذَلِكَ مَا شِئْنَا, فَقَرُّوا بِهَا, حَتَّى أَجْلَاهُمْ عُمَرُ ). وَلِمُسْلِمٍ:
( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم دَفَعَ إِلَى يَهُودِ خَيْبَرَ نَخْلَ
خَيْبَرَ وَأَرْضَهَا عَلَى أَنْ يَعْتَمِلُوهَا مِنْ أَمْوَالِهِمْ, وَلَهُ شَطْرُ
ثَمَرِهَا )
| |
Hadits No. 932 | ||
Hanzholah Ibnu Qais Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
bertanya kepada Rafi' Ibnu Khadij tentang menyewakan tanah dengan emas dan
perak. Ia berkata: Tidak apa-apa. Orang-orang pada zaman Rasulullah Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menyewakan tanah dengan imbalan pepohonan yang tumbuh di
tempat perjalanan air, pangkal-pangkal parit, dan aneka tumbuhan. Lalu dari
tetumbuhan itu ada yang hancur dan ada yang selamat, sedang orang-orang tidak
mempunyai sewaan lainnya kecuali ini. Maka Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam melarang hal itu. Adapun imbalan dengan barang yang nyata dan terjamin,
maka tidak apa-apa. Riwayat Muslim. Dalam hadits ini ada penjelasan menyeluruh
tentang larangan menyewakan tanah dalam hadits Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
حَنْظَلَةَ بْنِ قَيْسٍ قَالَ: ( سَأَلْتُ رَافِعَ بْنَ خَدِيجٍ رضي الله عنه عَنْ
كِرَاءِ اَلْأَرْضِ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ? فَقَالَ: لَا بَأْسَ بِهِ, إِنَّمَا
كَانَ اَلنَّاسُ يُؤَاجِرُونَ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
عَلَى الْمَاذِيَانَاتِ, وَأَقْبَالِ اَلْجَدَاوِلِ, وَأَشْيَاءَ مِنْ اَلزَّرْعِ,
فَيَهْلِكُ هَذَا وَيَسْلَمُ هَذَا, وَيَسْلَمُ هَذَا وَيَهْلِكُ هَذَا, وَلَمْ
يَكُنْ لِلنَّاسِ كِرَاءٌ إِلَّا هَذَا, فَلِذَلِكَ زَجَرَ عَنْهُ, فَأَمَّا شَيْءٌ
مَعْلُومٌ مَضْمُونٌ فَلَا بَأْسَ بِهِ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ. وَفِيهِ بَيَانٌ لِمَا
أُجْمِلَ فِي اَلْمُتَّفَقَ عَلَيْهِ مِنْ إِطْلَاقِ اَلنَّهْيِ عَنْ كِرَاءِ
اَلْأَرْضِ.
| |
Hadits No. 933 | ||
Dari Tsabit Ibnu ad-Dlahak Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang muzara'ah (sama dengan
musaqat, yaitu memberikan tanah garapan kepada orang lain dengan bagi hasil
menurut perjanjian) dan memerintahkan sewa-menyewakan. Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ ثَابِتِ بْنِ
اَلضَّحَّاكِ رضي الله عنه ( أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ
اَلْمُزَارَعَةِ وَأَمَرَ بِالْمُؤَاجَرَةِ رَوَاهُ
مُسْلِمٌ أَيْضًا
| |
Hadits No. 934 | ||
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam berbekam dan memberikan upah kepada orang yang membekamnya. Seandainya
hal itu haram beliau tidak akan memberinya upah. Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا-; أَنَّهُ قَالَ: ( اِحْتَجَمَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَأَعْطَى اَلَّذِي حَجَمَهُ أَجْرَهُ ) وَلَوْ كَانَ
حَرَاماً لَمْ يُعْطِهِ. رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 935 | ||
Dari Rafi' Ibnu Khodij Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pekerjaan tukang bekam
adalah jelek." Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
رَافِعِ بْنِ خَدِيجٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( كَسْبُ اَلْحَجَّامِ خَبِيثٌ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 936 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Allah 'Azza wa Jalla berfirman: Tiga
orang yang Aku menjadi musuhnya pada hari kiamat ialah: Orang yang memberi
perjanjian dengan nama-Ku kemudian berkhianat, orang yang menjual orang merdeka
lalu memakan harganya, dan orang yang mempekerjakan seorang pekerja, lalu
pekerja itu bekerja dengan baik, namun ia tidak memberikan upahnya." Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
قَالَ اَللَّهُ تعالى ثَلَاثَةٌ أَنَا خَصْمُهُمْ يَوْمَ اَلْقِيَامَةِ: رَجُلٌ
أَعْطَى بِي ثُمَّ غَدَرَ, وَرَجُلٌ بَاعَ حُرًّا , فَأَكَلَ ثَمَنَهُ، وَرَجُلٌ
اِسْتَأْجَرَ أَجِيرًا , فَاسْتَوْفَى مِنْهُ, وَلَمْ يُعْطِهِ أَجْرَهُ ) رَوَاهُ
مُسْلِمٌ
| |
Hadits No. 937 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Hal yang paling patut kamu ambil
upahnya ialah Kitabullah." Dikeluarkan oleh Bukhari.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
إِنَّ أَحَقَّ مَا أَخَذْتُمْ عَلَيْهِ حَقًّا كِتَابُ اَللَّهِ ) أَخْرَجَهُ
اَلْبُخَارِيٌُّ
| |
Hadits No. 938 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Berikanlah kepada pekerja upahnya
sebelum mengering keringatnya." Riwayat Ibnu Majah.
|
َوَعَنْ اِبْنِ عُمَرَ
-رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
أَعْطُوا اَلْأَجِيرَ أَجْرَهُ قَبْلَ أَنْ يَجِفَّ عَرَقُهُ ) رَوَاهُ اِبْنُ
مَاجَهْ
| |
Hadits No. 939 | ||
Dalam masalah ini ada hadits dari Abu Hurairah
Radliyallaahu 'anhu riwayat Abu Ya'la dan Baihaqi, dan dari Jabir riwayat
Thabrani. Namun semuanya lemah.
|
َوَفِى الْبَابِ عَنْ
أَبِى هُرَيْرَىَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عِنْدَى أَبِى يَعْلَى وَالْبَيْهَقِيّ
وَجَابِرٍ عِنْدَ الطَّبْرَانِيِّ، وَكُلُّهَا
ضِعَافٌ
| |
Hadits No. 940 | ||
Dari Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mempekerjakan seorang
pekerja hendaknya ia menentukan upahnya." Riwayat Abdul Razzaq dalam hadits
munqathi'. Hadits maushul menurut Baihaqi dari jalan Abu Hanifah.
|
َوَعَنْ
أَبِي سَعِيدٍ اَلْخُدْرِيِّ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ -صَلَّى اَللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( مَنِ اِسْتَأْجَرَ أَجِيراً, فَلْيُسَلِّمْ لَهُ
أُجْرَتَهُ ) رَوَاهُ عَبْدُ اَلرَّزَّاقِ وَفِيهِ اِنْقِطَاعٌ, وَوَصَلَهُ
اَلْبَيْهَقِيُّ مِنْ طَرِيقِ أَبِي حَنِيفَةَ
| |
BAB MENGHIDUPKAN TANAH YANG MATI |
بَابُ إِحْيَاءِ
اَلْمَوَاتِِِِ
| |
Hadits No. 941 | ||
Dari Urwah, dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memakmurkan tanah yang
tidak dimiliki oleh siapapun maka ia lebih berhak dengan tanah tersebut." Urwah
berkata: Umar memberlakukan hukum itu pada masa khilafahnya. Riwayat Bukhari.
|
ََعَنْ
عُرْوَةَ, عَنْ عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا-; أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: ( مَنْ عَمَّرَ أَرْضاً لَيْسَتْ لِأَحَدٍ, فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا
) قَالَ عُرْوَةُ: وَقَضَى بِهِ عُمَرُ فِي خِلَافَتِهِ. رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 942 | ||
Dari Said Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menghidupkan tanah mati,
maka tanah itu miliknya." Riwayat Imam Tiga. Hadits hasan menurut Tirmidzi dan
ia berkata: hadits itu diriwayatkan dengan mursal dan ada perselisihan tentang
shahabatnya. Ada yang mengatakan (shahabatnya ialah) Jabir, ada yang mengatakan
'Aisyah, dan ada yang mengatakan Umar. Yang paling kuat ialah yang pertama.
|
َوَعَنْ
سَعِيدِ بْنِ زَيْدٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: (
مَنْ أَحْيَا أَرْضاً مَيْتَةً فَهِيَ لَهُ ) رَوَاهُ اَلثَّلَاثَةُ, وَحَسَّنَهُ
اَلتِّرْمِذِيُّ. وَقَالَ: رُوِيَ مُرْسَلاً. وَهُوَ كَمَا قَالَ, وَاخْتُلِفَ فِي
صَحَابِيِّهِ, فَقِيلَ: جَابِرٌ, وَقِيلَ: عَائِشَةُ, وَقِيلَ: عَبْدُ اَللَّهِ
بْنُ عَمْرٍو, وَالرَّاجِحُ اَلْأَوَّلُ
| |
Hadits No. 943 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa al-Sho'b Ibnu
Jatsamah Al-Laitsy memberitahukan kepadanya bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Tidak ada pembatasan tanah kecuali milik Allah dan Rasul-Nya."
Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنِ
اِبْنِ عَبَّاسٍ; أَنَّ اَلصَّعْبَ بْنَ جَثَّامَةَ رضي الله عنه أَخْبَرَهُ أَنَّ
اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ( لَا حِمَى إِلَّا لِلَّهِ وَلِرَسُولِهِ
) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 944 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Jangan membuat kesusahan dan jangan
membalasnya." Riwayat Ahmad dan Ibnu Majah.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( لَا ضَرَرَ وَلَا ضِرَارَ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَابْنُ
مَاجَهْ
| |
Hadits No. 945 | ||
Dalam riwayatnya yang lain ada hadits serupa dari Abu
Said, dalam kitab al-Muwattho' hadits itu mursal.
|
َوَلَهُ
مِنْ حَدِيثِ أَبِي سَعِيدٍ مِثْلُهُ, وَهُوَ فِي اَلْمُوَطَّإِ
مُرْسَلٌ
| |
Hadits No. 946 | ||
Dari Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa membatasi suatu
tanah, maka ia menjadi miliknya." Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu
Jarud.
|
َوَعَنْ
سَمُرَةَ بْنِ جُنْدُبٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( مَنْ أَحَاطَ حَائِطًا عَلَى أَرْضٍ فَهِيَ لَهُ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْجَارُودٌِ
| |
Hadits No. 947 | ||
Dari Abdullah Ibnu Mughoffal bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa mengali sebuah sumur, maka baginya
empat puluh hasta untuk minuman ternaknya." Riwayat Ibnu Majah dengan sanad
lemah.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ مُغَفَّلٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ: ( مَنْ حَفَرَ بِئْرًا فَلَهُ أَرْبَعُونَ ذِرَاعًا عَطَنًا لِمَاشِيَتِهِ
) رَوَاهُ اِبْنُ مَاجَهْ بِإِسْنَادٍ ضَعِيفٍ
| |
Hadits No. 948 | ||
Dari Alqomah Ibnu Wail, dari ayahnya, bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam memberikan kepadanya sepetak tanah di Hadlramaut.
Riwayat Abu Dawud dan Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
عَلْقَمَةَ بْنِ وَائِلٍ, عَنْ أَبِيهِ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
أَقْطَعَهُ أَرْضًا بِحَضْرَمَوْتَ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَاَلتِّرْمِذِيُّ ,
وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ
| |
Hadits No. 949 | ||
Dari Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam memberi tanah kepada Zubair sejauh lari kudanya, maka ia
melarikan kudanya hingga berhenti. Kemudian ia melempar cemetinya. Lalu beliau
bersabda: "Berikan padanya sejauh lemparan cemetinya." Riwayat Abu Dawud dan
didalamnya ada kelemahan.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم
أَقْطَعَ اَلزُّبَيْرَ حُضْرَ فَرَسِهِ , فَأَجْرَى اَلْفَرَسَ حَتَّى قَامَ ,
ثُمَّ رَمَى سَوْطَهُ. فَقَالَ : أَعْطُوهُ حَيْثُ بَلَغَ اَلسَّوْطُ ) رَوَاهُ
أَبُو دَاوُدَ وَفِيهِ ضَعْفٌ
| |
Hadits No. 950 | ||
Salah seorang sahabat Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
berperang bersama Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan aku mendengar
beliau bersabda: "Orang-orang bersekutu dalam tiga hal: rerumputan, air dan
api." Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Para perawinya dapat dipercaya.
|
َوَعَنْ
رَجُلٍ مِنْ اَلصَّحَابَةِ رضي الله عنه قَالَ: ( غَزَوْتُ مَعَ رَسُولِ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم فَسَمِعْتُهُ يَقُولُ: اَلنَّاسُ شُرَكَاءُ فِي ثَلَاثٍ : فِي
اَلْكَلَأِ ، وَالْمَاءِ ، وَالنَّارِ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَأَبُو دَاوُدَ ,
وَرِجَالُهُ ثِقَاتٌ.
|
BAB WAQAF |
بَابُ اَلْوَقْفِِ
| |
Hadits No. 951 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila ada orang meninggal dunia
terputuslah amalnya kecuali dari tiga hal, yaitu: Sedekah jariyah (yang
mengalir), atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakan untuknya."
Riwayat Muslim.
|
ََعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
( إِذَا مَاتَ اَلْإِنْسَانُ اِنْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ :
صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالَحٍ يَدْعُو
لَهُ ) رَوَاهُ مُسْلِم ٌ
| |
Hadits No. 952 | ||
Ibnu Umar berkata: Umar Radliyallaahu 'anhu memperoleh
bagian tanah di Khaibar, lalu menghadap Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam
untuk meminta petunjuk dalam mengurusnya. Ia berkata: Wahai Rasulullah, aku
memperoleh sebidang tanah di Khaibar, yang menurutku, aku belum pernah
memperoleh tanah yang lebih baik daripadanya. Beliau bersabda: "Jika engkau mau,
wakafkanlah pohonnya dan sedekahkanlah hasil (buah)nya." Ibnu Umar berkata: Lalu
Umar mewakafkannya dengan syarat pohonnya tidak boleh dijual, diwariskan, dan
diberikan. Hasilnya disedekahkan kepada kaum fakir, kaum kerabat, para hamba
sahaya, orang yang berada di jalan Allah, musafir yang kehabisan bekal, dan
tamu. Pengelolanya boleh memakannya dengan sepantasnya dan memberi makan sahabat
yang tidak berharta. Muttafaq Alaihi dan lafadznya menurut riwayat Muslim. Dalam
riwayat Bukhari disebutkan, "Umar menyedekahkan pohonnya dengan syarat tidak
boleh dijual dan dihadiahkan, tetapi disedekahkan
hasilnya.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( أَصَابَ عُمَرُ أَرْضًا
بِخَيْبَرَ , فَأَتَى اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا,
فَقَالَ : يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ
مَالًا قَطُّ هُوَ أَنْفَسُ عِنْدِي مِنْه ُ قَالَ : إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ
أَصْلَهَا, وَتَصَدَّقْتَ بِهَا قَالَ : فَتَصَدَّقَ بِهَا عُمَرُ, ]غَيْرَ]
أَنَّهُ لَا يُبَاعُ أَصْلُهَا, وَلَا يُورَثُ , وَلَا يُوهَبُ , فَتَصَدَّقَ بِهَا
فِي اَلْفُقَرَاءِ, وَفِي اَلْقُرْبَى, وَفِي اَلرِّقَابِ, وَفِي سَبِيلِ اَللَّهِ,
وَابْنِ اَلسَّبِيلِ, وَالضَّيْفِ, لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ
مِنْهَا بِالْمَعْرُوفِ , وَيُطْعِمَ صَدِيقاً ) غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ مَالًا
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ, وَاللَّفْظُ لِمُسْلِمٍ وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : (
تَصَدَّقْ بِأَصْلِهِ, لَا يُبَاعُ وَلَا يُوهَبُ, وَلَكِنْ يُنْفَقُ ثَمَرُهُ
)
| |
Hadits No. 953 | ||
Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengutus Umar untuk memungut zakat -hadits dan
didalamnya disebutkan- adapun Kholid, dia telah mewakafkan baju-baju besi dan
peralatan perangnya untuk membela jalan Allah. Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : ( بَعَثَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم عُمَرَ عَلَى اَلصَّدَقَةِ) اَلْحَدِيثَ, وَفِيهِ : ( وَأَمَّا خَالِدٌ
فَقَدْ اِحْتَبَسَ أَدْرَاعَهُ وَأَعْتَادَهُ فِي سَبِيلِ اَللَّهِ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْه ِ
| |
BAB HIBAH, UMRA DAN RUQBA |
بَابُ
اَلْهِبَةِ
| |
Hadits No. 954 | ||
Dari Nu'man Ibnu Basyir bahwa ayahnya pernah menghadap
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Aku telah memberikan
kepada anakku ini seorang budak milikku. Lalu Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bertanya: "Apakah setiap anakmu engkau berikan seperti ini?" Ia menjawab:
Tidak. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Kalau begitu,
tariklah kembali." Dalam suatu lafadz: Menghadaplah ayahku kepada Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam agar menyaksikan pemberiannya kepadaku, lalu
beliau bersabda: "Apakah engkau melakukan hal ini terhadap anakmu seluruhnya?".
Ia menjawab: Tidak. Beliau bersabda: "Takutlah kepada Allah dan berlakulah adil
terhadap anak-anakmu." Lalu ayahku pulang dan menarik kembali pemberian itu.
Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Muslim beliau bersabda: "Carikan saksi lain
selain diriku dalam hal ini." Kemudian beliau bersabda: "Apakah engkau senang
jika mereka (anak-anakmu) sama-sama berbakti kepadamu?". Ia Menjawab: Ya. Beliau
bersabda: "kalau begitu, jangan lakukan."
|
ََعَنْ اَلنُّعْمَانِ بْنِ
بَشِيرٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- أَنَّ أَبَاهُ أَتَى بِهِ رَسُولَ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم فَقَالَ : ( إِنِّي نَحَلْتُ اِبْنِي هَذَا غُلَامًا كَانَ لِي،
فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَكُلُّ وَلَدِكَ نَحَلْتَهُ مِثْلَ
هَذَا ? فَقَالَ : لَا . فَقَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَارْجِعْهُ
) وَفِي لَفْظٍ : ( فَانْطَلَقَ أَبِي إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
لِيُشْهِدَهُ عَلَى صَدَقَتِي. فَقَالَ : أَفَعَلْتَ هَذَا بِوَلَدِكَ كُلِّهِمْ?
قَالَ : لَا قَالَ: اِتَّقُوا اَللَّهَ , وَاعْدِلُوا بَيْنَ أَوْلَادِكُمْ
فَرَجَعَ أَبِي, فَرَدَّ تِلْكَ اَلصَّدَقَةَ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ وَفِي
رِوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ قَالَ : ( فَأَشْهِدْ عَلَى هَذَا غَيْرِي ثُمَّ قَالَ :
أَيَسُرُّكَ أَنْ يَكُونُوا لَكَ فِي اَلْبِرِّ سَوَاءً? قَالَ : بَلَى قَالَ :
فَلَا إِذًا )
| |
Hadits No. 955 | ||
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang menarik kembali
pemberiannya bagaikan anjing yang muntah kemudian menjilat kembali muntahannya."
Muttafaq Alaihi. Dalam riwayat Bukhari: "Kami tidak mempunyai perumpamaan yang
buruk, bagi orang yang menarik kembali pemberiannya bagaikan anjing yang muntah
kemudian menjilat kembali muntahannya."
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله
عليه وسلم ( اَلْعَائِدُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَقِيءُ, ثُمَّ يَعُودُ فِي
قَيْئِهِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ وَفِي رِوَايَةٍ لِلْبُخَارِيِّ : ( لَيْسَ لَنَا
مَثَلُ اَلسَّوْءِ, اَلَّذِي يَعُودُ فِي هِبَتِهِ كَالْكَلْبِ يَرْجِعُ فِي
قَيْئِهِ )
| |
Hadits No. 956 | ||
Dari Ibnu Umar dan Ibnu Abbas bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang muslim memberikan suatu
pemberian kemudian menariknya kembali, kecuali seorang ayah yang menarik kembali
apa yang diberikan kepada anaknya." Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih
menurut Tirmidzi, Ibnu Hibban dan Hakim.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ ، وَابْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمْ- , عَنْ اَلنَّبِيِّ
صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ مُسْلِمٍ أَنْ يُعْطِيَ
اَلْعَطِيَّةَ, ثُمَّ يَرْجِعَ فِيهَا ; إِلَّا اَلْوَالِدُ فِيمَا يُعْطِي
وَلَدَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَةُ, وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ,
وَابْنُ حِبَّانَ, وَالْحَاكِم ُ
| |
Hadits No. 957 | ||
'Aisyah Radliyallaahu 'anhu berkata: rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah menerima hadiah dan membalasnya. Riwayat
Bukhari.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- قَالَتْ : ( كَانَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يَقْبَلُ اَلْهَدِيَّةَ , وَيُثِيبُ عَلَيْهَا ) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيّ
ُ
| |
Hadits No. 958 | ||
Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada seseorang
memberi seekor unta kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam, lalu
beliau membalasnya dan bertanya: "Apakah engkau telah rela?". Ia menjawab:
Tidak. Lalu beliau menambah dan bertanya: "Engkau telah rela?". Ia menjawab:
Tidak. Lalu beliau menambah lagi dan bertanya: "Engkau telah rela?". Ia
menjawab: Ya. Riwayat Ahmad. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عَبَّاسٍ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : ( وَهَبَ رَجُلٌ لِرَسُولِ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَاقَةً، فَأَثَابَهُ عَلَيْهَا, فَقَالَ : رَضِيتَ ?
قَالَ : لَا فَزَادَهُ, فَقَالَ : رَضِيتَ? قَالَ : لَا فَزَادَهُ قَالَ : رَضِيتَ
? قَالَ : نَعَمْ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّان
| |
Hadits No. 959 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Umra (memberikan rumah kepada orang
lain dengan ucapan: Aku memberikan rumah ini seumur hidupmu) itu menjadi milik
bagi orang yang diberi." Muttafaq Alaihi. Menurut riwayat Muslim: "Jagalah
hartamu dan janganlah menghamburkannya, karena barangsiapa ber-umra maka ia
menjadi milik orang yang diberi umra selama ia hidup dan mati, dan menjadi milik
keturunannya." Umra yang diperbolehkan oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam ialah bila ia berkata: Ia milikmu dan keturunanmu. Jika ia berkata: Ia
milikmu selama engkau hidup, maka pemberian itu akan kembali kepada pemiliknya.
Menurut Riwayat Abu Dawud dan Nasa'i: "Janganlah memberi ruqba (memberi rumah
kepada orang lain dengan ucapan: Jika aku mati sebelummu, maka rumah ini menjadi
milikmu dan jika engkau mati sebelumku, maka rumah ini kembali padaku) dan umra
karena barangsiapa menerima ruqba dan umra maka ia menjadi milik ahli warisnya."
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم (
اَلْعُمْرَى لِمَنْ وُهِبَتْ لَهُ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ وَلِمُسْلِمٍ : (
أَمْسِكُوا عَلَيْكُمْ أَمْوَالَكُمْ وَلَا تُفْسِدُوهَا , فَإِنَّهُ مَنْ أَعْمَرَ
عُمْرَى فَهِيَ لِلَّذِي أُعْمِرَهَا حَياً وَمَيِّتًا، وَلِعَقِبِهِ ) وَفِي
لَفْظٍ : ( إِنَّمَا اَلْعُمْرَى اَلَّتِي أَجَازَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم أَنْ يَقُولَ: هِيَ لَكَ وَلِعَقِبِكَ، فَأَمَّا إِذَا قَالَ: هِيَ لَكَ مَا
عِشْتَ، فَإِنَّهَا تَرْجِعُ إِلَى صَاحِبِهَا ) وَلِأَبِي دَاوُدَ وَالنَّسَائِيِّ
: ( لَا تُرْقِبُوا , وَلَا تُعْمِرُوا، فَمَنْ أُرْقِبَ شَيْئًا أَوْ أُعْمِرَ
شَيْئًا فَهُوَ لِوَرَثَتِهِ )
| |
Hadits No. 960 | ||
Umar berkata: Aku pernah memberikan seekor kuda untuk
perjuangan di jalan Allah, namun orang yang diberi kuda itu mentelantarkannya.
Lalu aku mengira bahwa ia akan menjualnya dengan harga yang murah. Maka aku
tanyakan hal itu kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan beliau
bersabda: "Jangan membelinya walaupun ia memberimu harga satu dirham." Hadits
Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
عُمَرَ رضي الله عنه قَالَ : ( حَمَلْتُ عَلَى فَرَسٍ فِي سَبِيلِ اَللَّهِ ,
فَأَضَاعَهُ صَاحِبُهُ , فَظَنَنْتُ أَنَّهُ بَائِعُهُ بِرُخْصٍ، فَسَأَلْتُ
رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : لَا تَبْتَعْهُ ,
وَإِنْ أَعْطَاكَهُ بِدِرْهَمٍ ) اَلْحَدِيثَ مُتَّفَقٌ عَلَيْه
ِ
| |
Hadits No. 961 | ||
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Saling memberi hadiahlah kamu
sekalian, agar kalian saling mencintai." Riwayat Bukhari dalam kitab al-Adab
al-Mufrad dan Abu Ya'la dengan sanad hasan.
|
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( تَهَادُوْا تَحَابُّوا
) رَوَاهُ اَلْبُخَارِيُّ فِي اَلْأَدَبِ اَلْمُفْرَدِ وَأَبُو يَعْلَى
بِإِسْنَادٍ حَسَن ٍ
| |
Hadits No. 962 | ||
Dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: Saling memberi hadiahlah karena hadiah
itu akan menghilangkan kedengkian." Riwayat al-Bazzar dengan sanad lemah.
|
َوَعَنْ أَنَسٍ رضي الله
عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( تَهَادَوْا , فَإِنَّ
اَلْهَدِيَّةَ تَسُلُّ اَلسَّخِيمَةَ ) رَوَاهُ اَلْبَزَّارُ بِإِسْنَادٍ ضَعِيف
ٍ
| |
Hadits No. 963 | ||
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Sallam bersabda: "Wahai kaum muslimat, janganlah sekali-kali seorang wanita
meremehkan pemberian tetangganya walaupun hanya ujung kaki kambing." Muttafaq
Alaihi.
|
َوَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( يَا نِسَاءَ
اَلْمُسْلِمَاتِ ! لَا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسِنَ شَاةٍ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْه
| |
Hadits No. 964 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa memberikan suatu hibah, ia
lebih berhak untuk menariknya sebelum dibalas." Hadits shahih riwayat Hakim.
Menurutnya yang terpelihara dari hadits itu ialah diriwayatkan oleh Umar dari
Umar.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- , عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
قَالَ : ( مَنْ وَهَبَ هِبَةً , فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا , مَا لَمْ يُثَبْ عَلَيْهَا
) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ وَصَحَّحَهُ , وَالْمَحْفُوظُ مِنْ رِوَايَةِ اِبْنِ
عُمَرَ, عَنْ عُمَرَ قَوْلُه
| |
BAB BARANG TEMUAN |
بَابُ اَللُّقَطَةِ
| |
Hadits No. 965 | ||
Anas berkata: Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam pernah
melewati sebuah kurma di jalan. Lalu bersabda: "Seandainya aku tidak khawatir
bahwa kurma itu dari zakat, niscaya aku memakannya." Muttafaq Alaihi.
|
ََعَنْ
أَنَسٍ رضي الله عنه قَالَ : ( مَرَّ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بِتَمْرَةٍ
فِي اَلطَّرِيقِ، فَقَالَ : لَوْلَا أَنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُونَ مِنَ الصَّدَقَةِ
لَأَكَلْتُهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه ِ
| |
Hadits No. 966 | ||
Zaid Ibnu Khalid al-Juhany berkata: Ada seseorang datang
kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menanyakan tentang barang temuan.
Beliau bersabda: "Perhatikan tempat dan pengikatnya, lalu umumkan selama
setahun. Jika pemiliknya datang, berikanlah dan jika tidak, maka terserah
engkau." Ia bertanya: Bagaimana dengan kambing yang tersesat?. Beliau menjawab:
"Ia milikmu, atau milik saudaramu, atau milik serigala." Ia bertanya lagi:
Bagaimana dengan unta yang tersesat?. Beliau bersabda: "Apa hubungannya
denganmu? Ia mempunyai kantong air dan sepatu, ia bisa datang ke tempat air dan
memakan tetumbuhan, hingga pemiliknya menemukannya." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ اَلْجُهَنِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ( جَاءَ رَجُلٌ إِلَى
اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَسَأَلَهُ عَنِ اللُّقَطَةِ ? فَقَالَ : اِعْرِفْ
عِفَاصَهَا وَوِكَاءَهَا , ثُمَّ عَرِّفْهَا سَنَةً , فَإِنْ جَاءَ صَاحِبُهَا
وَإِلَّا فَشَأْنُكَ بِهَا قَالَ : فَضَالَّةُ اَلْغَنَمِ ? قَالَ : هِيَ لَكَ ,
أَوْ لِأَخِيكَ , أَوْ لِلذِّئْبِ قَالَ : فَضَالَّةُ اَلْإِبِلِ ? قَالَ : مَا
لَكَ وَلَهَا ? مَعَهَا سِقَاؤُهَا وَحِذَاؤُهَا , تَرِدُ اَلْمَاءَ , وَتَأْكُلُ
اَلشَّجَرَ , حَتَّى يَلْقَاهَا رَبُّهَا ) مُتَّفَقٌ عَلَيْه
ِ
| |
Hadits No. 967 | ||
Dari Zaid Ibnu al-Juhany Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menyembunyikan
hewan yang tersesat, ia adalah orang sesat selama belum mengumumkannya." Riwayat
Muslim.
|
َوَعَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( مَنْ آوَى ضَالَّةً فَهُوَ
ضَالٌّ , مَا لَمْ يُعَرِّفْهَا ) رَوَاهُ مُسْلِم
ٌ
| |
Hadits No. 968 | ||
Dari Iyadl Ibnu Himar Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Barangsiapa menemukan
barang hilang, hendaknya ia mencari kesaksian dua orang adil, menjaga tempat dan
pengikatnya, serta tidak menyembunyikan dan menghilangkannya. Apabila pemiliknya
datang, ia lebih berhak dengannya. Apabila tidak datang, ia adalah harta Allah
yang bisa diberikan kepada orang yang dikehendaki." Riwayat Ahmad dan Imam Empat
kecuali Tirmidzi. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah, Ibnu Al-Jarud dan Ibnu
Hibban.
|
َوَعَنْ
عِيَاضِ بْنِ حِمَارٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه
وسلم ( مَنْ وَجَدَ لُقَطَةً فَلْيُشْهِدْ ذَوَيْ عَدْلٍ , وَلْيَحْفَظْ عِفَاصَهَا
وَوِكَاءَهَا , ثُمَّ لَا يَكْتُمْ , وَلَا يُغَيِّبْ , فَإِنْ جَاءَ رَبُّهَا
فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا , وَإِلَّا فَهُوَ مَالُ اَللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ )
رَوَاهُ أَحْمَدُ, وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
خُزَيْمَةَ , وَابْنُ اَلْجَارُودِ , وَابْنُ حِبَّان
َ
| |
Hadits No. 969 | ||
Dari Abdurrahman Ibnu Utsman al-Taimy Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam melarang mengambil barang hilang milik
orang haji. Riwayat Muslim.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عُثْمَانَ التَّيْمِيِّ رضي الله عنه ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ
صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنْ لُقَطَةِ اَلْحَاجِّ ) رَوَاهُ مُسْلِم
ٌ
| |
Hadits No. 970 | ||
Dari a-Miqdam Ibnu Ma'di Karib Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Ingatlah, tidak halal
binatang buas bertaring, keledai negeri, dan mengambil barang temuan milik orang
kafir mu'ahad (orang kafir yang mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin)
kecuali ia tidak memerlukannya lagi." Riwayat Abu Dawud.
|
َوَعَنْ
اَلْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( أَلَا لَا يَحِلُّ ذُو نَابٍ مِنَ السِّبَاعِ , وَلَا
اَلْحِمَارُ اَلْأَهْلِيُّ , وَلَا اَللُّقَطَةُ مِنْ مَالِ مُعَاهَدٍ , إِلَّا
أَنْ يَسْتَغْنِيَ عَنْهَا ) رَوَاهُ أَبُو
دَاوُدَ
| |
BAB FARAIDL |
بَابُ اَلْفَرَائِضِ
| |
Hadits No. 971 | ||
Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Berikan bagian warisan kepada ahli warisnya, selebihnya adalah
milik laki-laki yang paling dekat." Muttafaq Alaihi.
|
ََعَنِ
ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى
الله عليه وسلم ( أَلْحِقُوا اَلْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا , فَمَا بَقِيَ فَهُوَ
لِأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 972 | ||
Dari Usamah Ibnu Zaid Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang muslim tidak mewarisi harta
orang kafir dan orang kafir tidak mewarisi harta orang muslim." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : ( لَا يَرِثُ اَلْمُسْلِمُ اَلْكَافِرَ, وَلَا يَرِثُ
اَلْكَافِرُ اَلْمُسْلِمَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 973 | ||
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu tentang (bagian
warisan) anak perempuan, cucu perempuan dan saudara perempuan -Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam menetapkan: untuk anak perempuan setengah, cucu perempuan
seperenam -sebagai penyempurna dua pertiga- dan selebihnya adalah milik saudara
perempuan. Riwayat Bukhari.
|
َوَعَنْ
اِبْنِ مَسْعُودٍ رضي الله عنه فِي بِنْتٍ , وَبِنْتِ اِبْنٍ , وَأُخْتٍ - ( قَضَى
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم لِلِابْنَةِ اَلنِّصْفَ , وَلِابْنَةِ اَلِابْنِ
اَلسُّدُسَ - تَكْمِلَةَ اَلثُّلُثَيْنِ- وَمَا بَقِيَ فَلِلْأُخْتِ ) رَوَاهُ
اَلْبُخَارِيُّ
| |
Hadits No. 974 | ||
Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Tidak bisa saling mewarisi
orang yang berlainan agama." Riwayat Ahmad, Imam Empat, dan Tirmidzi. Hakim
meriwayatkan dengan lafadz Usamah dan Nasa'i meriwayatkan hadits Usamah dengan
lafadz ini.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عَمْرٍو - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَا يَتَوَارَثُ أَهْلُ مِلَّتَيْنِ ) رَوَاهُ
أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا اَلتِّرْمِذِيَّ. وَأَخْرَجَهُ اَلْحَاكِمُ
بِلَفْظِ أُسَامَةَ وَرَوَى النَّسَائِيُّ حَدِيثَ أُسَامَةَ بِهَذَا
اَللَّفْظَِ
| |
Hadits No. 975 | ||
Imran Ibnu Hushoin Radliyallaahu 'anhu berkata: Ada
seseorang datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Cucu
laki-laki dari putraku meninggal dunia, berapa bagianku dari harta
peninggalannya? Beliau bersabda: "Untukmu seperenam." Ketika dia berpaling
beliau memanggilnya dan bersabda: "Untukmu seperenam lagi." Ketika dia berpaling
beliau memanggilnya dan bersabda: "Yang seperenam lagi itu sebagai makanan."
Riwayat Ahmad dan Imam Empat. Hadits shahih menurut Tirmidzi dari riwayat Hasan
Bashri dari Imran. Ada yang mengatakan: Dia tidak mendengar darinya.
|
َوَعَنْ
عِمْرَانَ بْنِ حُصَينٍ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
فَقَالَ : ( إِنَّ اِبْنَ اِبْنِي مَاتَ , فَمَا لِي مِنْ مِيرَاثِهِ ? فَقَالَ :
لَكَ اَلسُّدُسُ فَلَمَّا وَلَّى دَعَاهُ، فَقَالَ: لَكَ سُدُسٌ آخَرُ فَلَمَّا
وَلَّى دَعَاهُ فَقَالَ : إِنَّ اَلسُّدُسَ اَلْآخَرَ طُعْمَةٌ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ
وَالْأَرْبَعَةُ , وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ وَهُوَ مِنْ رِوَايَةِ اَلْحَسَنِ
اَلْبَصْرِيِّ عَنْ عِمْرَانَ , وَقِيلَ : إِنَّهُ لَمْ يَسْمَعْ
مِنْهُ
| |
Hadits No. 976 | ||
Dari Ibnu Buraidah, dari ayahnya Radliyallaahu 'anhu
bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menetapkan bagian seperenam untuk
nenek bila dibawahnya tidak ada ibu (ibu sang mayit). Riwayat Abu Dawud dan
Nasa'i. Hadits shahih menurut Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Al-Jarud, dan dikuatkan
oleh Ibnu Adiy.
|
َوَعَنِ
ابْنِ بُرَيْدَةَ , عَنْ أَبِيهِ ; ( أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم جَعَلَ
لِلْجَدَّةِ اَلسُّدُسَ , إِذَا لَمْ يَكُنْ دُونَهَا أُمٌّ ) رَوَاهُ أَبُو
دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ خُزَيْمَةَ , وَابْنُ اَلْجَارُودِ
, وَقَوَّاهُ اِبْنُ عَدِيٍّ
| |
Hadits No. 977 | ||
Dari al-Miqdam Ibnu Ma'di Karib bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Paman dari pihak ibu menjadi pewaris
orang yang tidak memiliki ahli waris." Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali
Tirmidzi. Hadits hasan menurut Abu Zara'ah al-Razy dan shahih menurut Hakim dan
Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
اَلْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِي كَرِبَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ
صلى الله عليه وسلم ( اَلْخَالُ وَارِثُ مَنْ لَا وَارِثَ لَهُ ) أَخْرَجَهُ
أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ سِوَى اَلتِّرْمِذِيِّ , وَحَسَّنَهُ أَبُو زُرْعَةَ
اَلرَّازِيُّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّانَ ,
وَالْحَاكِمُ
| |
Hadits No. 978 | ||
Abu Umamah Ibnu Sahal Radliyallaahu 'anhu berkata: Umar
mengirim surat kepada Abu Ubaidah bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam bersabda: "Allah dan Rasul-Nya menjadi pelindung orang yang tidak punya
pelindung, dan paman dari pihak ibu menjadi pewaris orang yang tidak memiliki
ahli waris." Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Abu Dawud. Hasan menurut
Tirmidzi dan shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
أَبِي أُمَامَةَ بْنِ سَهْلٍ قَالَ : ( كَتَبَ مَعِي عُمَرُ إِلَى أَبِي عُبَيْدَةَ
- رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمْ- ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
اَللَّهُ وَرَسُولُهُ مَوْلَى مَنْ لَا مَوْلَى لَهُ , وَالْخَالُ وَارِثُ مَنْ لَا
وَارِثَ لَهُ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ سِوَى أَبِي دَاوُدَ ,
وَحَسَّنَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ
| |
Hadits No. 979 | ||
Dari Jabir Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu
'alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila anak yang lahir menangis, ia sudah menjadi
ahli waris." Riwayat Abu Dawud. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
|
َوَعَنْ
جَابِرٍ رضي الله عنه عَنْ اَلنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ : ( إِذَا
اِسْتَهَلَّ اَلْمَوْلُودُ وُرِّثَ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ
| |
Hadits No. 980 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Pembunuh tidak mendapat
warisan apapun (dari yang dibunuh)." Riwayat Nasa'i dan Daruquthni, dan
dikuatkan oleh Abdul Bar. Hadits ma'lul menurut Nasa'i dan sebenarnya hadits ini
mauquf pada Amar.
|
َوَعَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم ( لَيْسَ لِلْقَاتِلِ مِنَ الْمِيرَاثِ شَيْءٌ )
رَوَاهُ النَّسَائِيُّ , وَاَلدَّارَقُطْنِيُّ , وَقَوَّاهُ اِبْنُ عَبْدِ
اَلْبَرِّ , وَأَعَلَّهُ النَّسَائِيُّ , وَالصَّوَابُ: وَقْفُهُ عَلَى
عُمَرَ
| |
Hadits No. 981 | ||
Umar Ibnu al-Khaththab Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Apa yang
diperoleh oleh ayah atau anak adalah untuk ashabah, siapapun dia." Riwayat Abu
Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah dan disahkan oleh Ibnu al-Madiy dan ibnu Abdil
Barr
|
َوَعَنْ
عُمَرَ بْنِ اَلْخَطَّابِ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ : ( مَا أَحْرَزَ اَلْوَالِدُ أَوْ اَلْوَلَدُ فَهُوَ
لِعَصَبَتِهِ مَنْ كَانَ ) رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ , وَالنَّسَائِيُّ , وَابْنُ
مَاجَهْ , وَصَحَّحَهُ اِبْنُ اَلْمَدِينِيِّ , وَابْنُ عَبْدِ
اَلْبَرِّ
| |
Hadits No. 982 | ||
Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Wala itu satu pertalian
daging seperti pertalian daging keturunan, ia tidak boleh dijual dan diberikan."
Riwayat Hakim dari jalan Syafi'i dari Muhammad Ibnu al-Hasan, dari Abu Yusuf.
Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan ma'lul menurut Baihaqi.
|
َوَعَنْ
عَبْدِ اَللَّهِ بْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- قَالَ : قَالَ
اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ( اَلْوَلَاءُ لُحْمَةٌ كَلُحْمَةِ اَلنَّسَبِ ,
لَا يُبَاعُ , وَلَا يُوهَبُ ) رَوَاهُ اَلْحَاكِمُ : مِنْ طَرِيقِ اَلشَّافِعِيِّ
, عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ اَلْحَسَنِ , عَنْ أَبِي يُوسُفَ ، وَصَحَّحَهُ اِبْنُ
حِبَّانَ , وَأَعَلَّهُ اَلْبَيْهَقِيُّ
| |
Hadits No. 983 | ||
Dari Abu Qilabah, dari Anas Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Orang yang paling
mengetahui faraidl di antara kamu adalah Zaid Ibnu Tsabit." Riwayat Ahmad dan
Imam Empat kecuali Abu Dawud. Hadits shahih menurut Tirmidzi, Ibnu Hibban dan
Hakim. Hadits tersebut mursal.
|
َوَعَنْ
أَبِي قِلَابَةَ , عَنْ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم
( أَفْرَضُكُمْ زَيْدُ بْنُ ثَابِتٍ ) أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ
سِوَى أَبِي دَاوُدَ , وَصَحَّحَهُ اَلتِّرْمِذِيُّ , وَابْنُ حِبَّانَ ,
وَالْحَاكِمُ , وَأُعِلَّ بِالْإِرْسَالِ
| |
BAB WASIAT |
بَابُ
اَلْوَصَايَا
| |
Hadits No. 984 | ||
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Seorang muslim tidak berhak
mewasiatkan sesuatu yang ia miliki kurang dari dua malam (hari), kecuali jika
wasiat itu tertulis disisinya." Muttafaq Alaihi.
|
ََعَنْ
اِبْنِ عُمَرَ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ; أَنَّ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : ( مَا حَقُّ اِمْرِئٍ مُسْلِمٍ لَهُ شَيْءٌ يُرِيدُ أَنْ يُوصِيَ
فِيهِ يَبِيتُ لَيْلَتَيْنِ إِلَّا وَوَصِيَّتُهُ مَكْتُوبَةٌ عِنْدَهُ )
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 985 | ||
Saad Ibnu Waqqash Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
berkata, wahai Rasulullah, aku mempunyai harta dan tidak ada yang mewarisiku
kecuali anak perempuanku satu-satunya. Bolehkah aku bersedekah dengan dua
pertiga hartaku? Beliau menjawab: "Tidak boleh." Aku bertanya: Apakah aku
menyedekahkan setengahnya? Beliau menjawab: "Tidak boleh." Aku bertanya lagi:
Apakah aku sedekahkan sepertiganya? Beliau menjawab: "Ya, sepertiga, da
sepertiga itu banyak. Sesungguhnya engkau meninggalkan ahli warismu kaya lebih
baik daripada engkau meninggalkan mereka dalam keadaan fakit meminta-minta
kepada orang." Muttafaq Alaihi.
|
َوَعَنْ
سَعْدِ بْنِ أَبِي وَقَّاصٍ رضي الله عنه قَالَ : قُلْتُ : ( يَا رَسُولَ اَللَّهِ
! أَنَا ذُو مَالٍ , وَلَا يَرِثُنِي إِلَّا اِبْنَةٌ لِي وَاحِدَةٌ ,
أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثَيْ مَالِي? قَالَ : لَا قُلْتُ : أَفَأَتَصَدَّقُ
بِشَطْرِهِ ? قَالَ : لَا قُلْتُ : أَفَأَتَصَدَّقُ بِثُلُثِهِ ? قَالَ :
اَلثُّلُثُ , وَالثُّلُثُ كَثِيرٌ , إِنَّكَ أَنْ تَذَرَ وَرَثَتَكَ أَغْنِيَاءَ
خَيْرٌ مِنْ أَنْ تَذَرَهُمْ عَالَةً يَتَكَفَّفُونَ اَلنَّاسَ ) مُتَّفَقٌ
عَلَيْهِ
| |
Hadits No. 986 | ||
Dari 'Aisyah Radliyallaahu 'anhu bahwa ada seorang
laki-laki menghadap Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan berkata: Wahai
Rasulullah, ibuku telah mati secara mendadak dan ia belum berwasiat. Aku kira,
bila ia sempat berbicara ia akan bersedekah. Apakah ia mendapat pahala jika aku
bersedekah untuknya? Beliau bersabda: "Ya." Muttafaq Alaihi dan lafadznya
menurut Muslim.
|
َوَعَنْ
عَائِشَةَ -رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهَا- ( أَنَّ رَجُلاً أَتَى اَلنَّبِيَّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ: يَا رَسُولَ اَللَّهِ ! إِنَّ أُمِّي اُفْتُلِتَتْ نَفْسُهَا
وَلَمْ تُوصِ , وَأَظُنُّهَا لَوْ تَكَلَّمَتْ تَصَدَّقَتْ , أَفَلَهَا أَجْرٌ إِنْ
تَصَدَّقْتُ عَنْهَا ? قَالَ : نَعَمْ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ , وَاللَّفْظُ
لِمُسْلِمٍ
| |
Hadits No. 987 | ||
Abu Umamah al-Bahily Radliyallaahu 'anhu berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya
Allah telah memberi hak kepada tiap-tiap yang berhak dan tidak ada wasiat untuk
ahli waris." Riwayat Ahmad dan Imam Empat kecuali Nasa'i. Hadits hasah menurut
Ahmad dan Tirmidzi, dan dikuatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu al-Jarud.
|
َوَعَنْ
أَبِي أُمَامَةَ اَلْبَاهِلِيِّ رضي الله عنه سَمِعْتُ رَسُولَ اَللَّهِ صلى الله
عليه وسلم يَقُولُ : ( إِنَّ اَللَّهَ قَدْ أَعْطَى كُلَّ ذِي حَقٍّ حَقَّهُ ,
فَلَا وَصِيَّةَ لِوَارِثٍ ) رَوَاهُ أَحْمَدُ , وَالْأَرْبَعَةُ إِلَّا
النَّسَائِيَّ , وَحَسَّنَهُ أَحْمَدُ وَاَلتِّرْمِذِيُّ , وَقَوَّاهُ اِبْنُ
خُزَيْمَةَ , وَابْنُ اَلْجَارُودِ
| |
Hadits No. 988 | ||
Daruquthni meriwayatkan dair hadits Ibnu Abbas
Radliyallaahu 'anhu dengan tambahan di akhir hadits: "Kecuali ahli waris
menyetujui." Dan sanadnya hasan.
|
َوَرَوَاهُ
اَلدَّارَقُطْنِيُّ مِنْ حَدِيثِ اِبْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ اَللَّهُ عَنْهُمَا- ,
وَزَادَ فِي آخِرِهِ : ( إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اَلْوَرَثَةُ ) وَإِسْنَادُهُ
حَسَنٌ
| |
Hadits No. 989 | ||
Dari Muadz Ibnu Jabal Radliyallaahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah
mengizinkan kepadamu bersedekah sepertiga dari hartamu waktu kamu akan meninggal
untuk menambah kebaikanmu." Riwayat Daruquthni.
|
َوَعَنْ
مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ اَلنَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم (
إِنَّ اَللَّهَ تَصَدَّقَ عَلَيْكُمْ بِثُلُثِ أَمْوَالِكُمْ عِنْدَ وَفَاتِكُمْ ;
زِيَادَةً فِي حَسَنَاتِكُمْ ) رَوَاهُ
اَلدَّارَقُطْنِيُّ
| |
Hadits No. 990 | ||
Ahmad dan Al-Bazzar juga meriwayatkan dari hadits Abu
Darda'.
|
َوَأَخْرَجَهُ
أَحْمَدُ , وَالْبَزَّارُ مِنْ حَدِيثِ أَبِي
اَلدَّرْدَاءِ
| |
Hadits No. 991 | ||
Ibnu Majah meriwayatkan dari
hadits Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu dan semuanya dha'if, namun saling
menguatkan. Wallahu a'lam.
|
َوَابْنُ مَاجَهْ : مِنْ
حَدِيثِ أَبِي هُرَيْرَةَ وَكُلُّهَا
ضَعِيفَةٌ , لَكِنْ قَدْ يَقْوَى بَعْضُهَا بِبَعْضٍ. وَاَللَّهُ
أَعْلَمُ
|
BAB BARANG TITIPAN |
بَابُ
اَلْوَدِيعَةِ
| |
Hadits No. 992 | ||
Dari Amar Ibnu Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya
Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa dititipi suatu titipan, maka tidak ada tanggungan atasnya." Riwayat
Ibnu Majah dan dalam sanadnya ada kelemahan.
|
ََعَنْ
عَمْرِو بْنِ شُعَيْبٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ جَدِّهِ , عَنِ النَّبِيِّ صلى الله
عليه وسلم قَالَ : ( مَنْ أُودِعَ وَدِيعَةً , فَلَيْسَ عَلَيْهِ ضَمَانٌ )
أَخْرَجَهُ اِبْنُ مَاجَهْ , وَإِسْنَادُهُ
ضَعِيفٌ
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar