20. Thaahaa
|
81. Makanlah di antara rezki yang baik yang telah Kami
berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan
kemurkaan-Ku menimpamu. Dan barangsiapa ditimpa oleh kemurkaan-Ku, maka
sesungguhnya binasalah ia.
|
20. Thaahaa
|
82. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang
bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar.
|
20. Thaahaa
|
Teguran Allah kepada Nabi Musa a.s.
83. Mengapa kamu datang lebih cepat daripada kaummu, hai
Musa?
|
20. Thaahaa
|
84. Berkata, Musa: "Itulah mereka sedang menyusuli
aku dan aku bersegera kepada-Mu. Ya Tuhanku, agar supaya Engkau ridha
(kepadaku)."
|
20. Thaahaa
|
Pengkhianatan Samiri
85. Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah
menguji kaummu sesudah kamu tinggalkan, dan mereka telah disesatkan oleh
Samiri[937].
|
[937]. Samiri ialah seorang dan Bani Israil dari suku
Assamirah.
|
20. Thaahaa
|
86. Kemudian Musa kembali kepada kaumnya dengan marah dan
bersedih hati. Berkata Musa: "Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah
menjanjikan kepadamu suatu janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang
berlalu itu bagimu atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu
menimpamu, dan kamu melanggar perjanjianmu dengan aku?."
|
20. Thaahaa
|
87. Mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak melanggar
perjanjianmu dengan kemauan kami sendiri, tetapi kami disuruh membawa
beban-beban dari perhiasan kaum itu, maka kami telah melemparkannya, dan
demikian pula Samiri melemparkannya[938]",
|
[938]. Maksudnya: mereka disuruh membawa perhiasan dari
emas kepunyaan orang-orang Mesir. lalu oleh Samiri dianjurkan agar perhiasan
itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lobang
untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya
dan diikuti pula oleh Samiri. Lihat selanjutnya not. 570.
|
20. Thaahaa
|
88. kemudian Samiri mengeluarkan untuk mereka (dari lobang
itu) anak lembu yang bertubuh dan bersuara[939], maka mereka berkata: "Inilah
Tuhanmu dan Tuhan Musa, tetapi Musa telah lupa."
|
20. Thaahaa
|
89. Maka apakah mereka tidak memperhatikan bahwa patung
anak lembu itu tidak dapat memberi jawaban kepada mereka, dan tidak dapat
memberi kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan?
|
20. Thaahaa
|
90. Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka
sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan
anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah,
maka ikutilah aku dan taatilah perintahku."
|
20. Thaahaa
|
91. Mereka menjawab: "Kami akan tetap menyembah
patung anak lembu ini, hingga Musa kembali kepada kami."
|
20. Thaahaa
|
Teguran Musa a.s. kepada Harun a.s. dan balasan Harun a.s.
92. Berkata Musa: "Hai Harun, apa yang menghalangi
kamu ketika kamu melihat mereka telah sesat,
|
20. Thaahaa
|
93. (sehingga) kamu tidak mengikuti aku? Maka apakah kamu
telah (sengaja) mendurhakai perintahku?"
|
20. Thaahaa
|
94. Harun menjawab' "Hai putera ibuku, janganlah kamu
pegang janggutku dan jangan (pula) kepalaku; sesungguhnya aku khawatir bahwa
kamu akan berkata (kepadaku): "Kamu telah memecah antara Bani Israil dan
kamu tidak memelihara amanatku."
|
20. Thaahaa
|
Hardikan Musa a.s. terhadap Samiri
95. Berkata Musa: "Apakah yang mendorongmu (berbuat
demikian) hai Samiri?"
|
20. Thaahaa
|
96. Samiri menjawab: "Aku mengetahui sesuatu yang
mereka tidak mengetahuinya, maka aku ambil segenggam dari jejak rasul[940] lalu aku melemparkannya, dan
demikianlah nafsuku membujukku."
|
[940]. Yang dimaksud dengan jejak rasul di
sini ialah ajaran-ajarannya. Menurut faham ini Samiri mengambil sebahagian
dari ajaran-ajaran Musa kemudian dilemparkannya ajaran-ajaran itu sehingga
dia menjadi sesat. Menurut sebahagian ahli tafsir yang dimaksud dengan jejak
rasul ialah jejak telapak kuda Jibril a.s. Artinya Samiri mengambil
segumpal tanah dari jejak itu lalu dilemparkannya ke dalam logam yang sedang
dihancurkan sehingga logam itu berbentuk anak sapi yang mengeluarkan suara.
|
20. Thaahaa
|
Azab yang ditimpakan kepada Samiri
97. Berkata Musa: "Pergilah kamu, maka sesungguhnya bagimu
di dalam kehidupan di dunia ini (hanya dapat) mengatakan: "Janganlah
menyentuh (aku)"[941]. Dan sesungguhnya bagimu hukuman (di akhirat) yang kamu
sekali-kali tidak dapat menghindarinya, dan lihatlah tuhanmu itu yang kamu
tetap menyembahnya. Sesungguhnya kami akan membakarnya, kemudian kami
sungguh-sungguh akan menghamburkannya ke dalam laut (berupa abu yang
berserakan).
|
[941]. Maksudnya: supaya Samiri hidup terpencil sendiri
sebagai hukuman di dunia. Dan sebagai hukuman di akhirat, ia akan ditempatkan
di didalam neraka.
|
20. Thaahaa
|
98. Sesungguhnya Tuhanmu hanyalah Allah, yang tidak ada
Tuhan selain Dia. Pengetahuan-Nya meliputi segala sesuatu."
|
20. Thaahaa
|
Kisah umat-umat yang dahulu merupakan peringatan bagi manusia
99. Demikianlah kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian
kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari
sisi Kami suatu peringatan (Al Quran).
|
20. Thaahaa
|
100. Barangsiapa berpaling dari pada Al qur'an maka
sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat,
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar