20. Thaahaa
|
101. mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah
dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,
|
20. Thaahaa
|
102. (yaitu) di hari (yang di waktu itu) ditiup sangkakala[942] dan Kami akan mengumpulkan pada
hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram;
|
[942]. Maksudnya: Tiupan sangkakala yang kedua, yaitu
tiupan untuk membangkitkan manusia dari kuburnya atau menghidupkannya
kembali.
|
20. Thaahaa
|
103. mereka berbisik-bisik di antara mereka: "Kamu
tidak berdiam (di dunia) melainkan hanyalah sepuluh (hari)"
|
20. Thaahaa
|
104. Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika
berkata orang yang paling lurus jalannya[943] di antara mereka: "Kamu
tidak berdiam (di dunia), melainkan hanyalah sehari saja."
|
[943]. Yang dimaksud dengan lurus jalannya,
ialah orang yang agak lurus pikirannya atau amalannya diantara orang-orang
yang berdosa itu.
|
20. Thaahaa
|
Keadaan pada hari kiamat
105. Dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung,
maka katakanlah: "Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat)
sehancur-hancurnya,
|
20. Thaahaa
|
106. maka Dia akan menjadikan (bekas) gunung-gunung itu
datar sama sekali,
|
20. Thaahaa
|
107. tidak ada sedikitpun kamu lihat padanya tempat yang
rendah dan yang tinggi-tinggi.
|
20. Thaahaa
|
108. Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara)
penyeru[944] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara
kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan
saja.
|
[944]. Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah malaikat
yang memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah.
|
20. Thaahaa
|
109. Pada hari itu tidak berguna syafa'at[945], kecuali (syafa'at) orang yang Allah
Maha Pemurah telah memberi izin kepadanya, dan Dia telah meridhai
perkataannya.
|
20. Thaahaa
|
110. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa
yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi
ilmu-Nya.
|
20. Thaahaa
|
111. Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri)
kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya). Dan
sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman.
|
20. Thaahaa
|
112. Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal yang saleh dan
ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak khawatir akan perlakuan yang tidak
adil (terhadapnya) dan tidak (pula) akan pengurangan haknya.
|
20. Thaahaa
|
113. Dan demikianlah Kami menurunkan Al Quran dalam bahasa
Arab, dan Kami telah menerangkan dengan berulang kali, di dalamnya sebahagian
dari ancaman, agar mereka bertakwa atau (agar) Al Quran itu menimbulkan
pengajaran bagi mereka.
|
20. Thaahaa
|
114. Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan
janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al qur'an sebelum disempurnakan
mewahyukannya kepadamu[946], dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu
pengetahuan."
|
[946]. Maksudnya: Nabi Muhammad s.a.w. dilarang oleh Allah
menirukan bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s.
selesai membacakannya, agar dapat Nabi Muhammad s.a.w. menghafal dan memahami
betul-betul ayat yang diturunkan itu.
|
20. Thaahaa
|
KISAH NABI ADAM A.S. DAN PEMBANGKANGAN IBLIS
115. Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan[947] kepada Adam dahulu, maka ia
lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat.
|
20. Thaahaa
|
116. Dan (ingatlah) ketika Kami berkata kepada malaikat:
"Sujudlah kamu kepada Adam", maka mereka sujud kecuali iblis. Ia
membangkang.
|
20. Thaahaa
|
117. Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini
(iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah
sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka.
|
20. Thaahaa
|
118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya
dan tidak akan telanjang,
|
20. Thaahaa
|
119. dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan
tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya."
|
20. Thaahaa
|
120. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya,
dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon
khuldi[948]dan kerajaan yang tidak akan binasa?"
|
[948]. Pohon itu dinamakan Syajaratulkhuldi (Pohon
kekekalan), karena menurut syaitan, orang yang memakan buahnya akan kekal,
tidak akan mati, selanjutnya no. [37].
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar