Translate

Selasa, 23 Agustus 2016

Thaahaa 121-135


20. Thaahaa


121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia[949].


[949]. Yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya


20. Thaahaa


122. Kemudian Tuhannya memilihnya[950] maka Dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.


[950]. Maksudnya: Allah memilih Nabi Adam a.s. untuk menjadi orang yang dekat kepada-Nya.

20. Thaahaa


123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.

20. Thaahaa


124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."

20. Thaahaa


125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?"

20. Thaahaa


126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan."

20. Thaahaa


127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.

20. Thaahaa

BEBERAPA PERINGATAN DAN AJARAN TENTANG MORAL
128. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.

20. Thaahaa


129. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab itu) menimpa mereka.

20. Thaahaa


130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,

20. Thaahaa


131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

20. Thaahaa


132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.

20. Thaahaa


133. Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?

20. Thaahaa


134. Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab sebelum Al Quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?"

20. Thaahaa


135. Katakanlah: "Masing-masing (kita) menanti, maka nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk."

20. Thaahaa
 Penutup 

Dalam surat Thaahaa ini diterangkan bahwa Al Quran sebagai kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., adalah peringatan dan kabar gembira bagi manusia, wajib diikuti dan dipercayai. Amatlah besar akibat yang dialami oleh orang dahulu yang tidak mempercayai dan mengingkari rasul-rasul yang diutus kepada mereka, seperti Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kisah Bani Israilpun dipaparkan Allah dalam surat ini sebagai suatu umat yang banyak mengingkari perintah nabinya.

HUBUNGAN SURAT THAAHA DENGAN SURAT AL ANBIYAA'

Surat Thaahaa diakhiri dengan menerangkan bahwa manusia mudah dipengaruhi oleh kenikmatan hidup duniawi, yang oleh Allah dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, juga diakhiri dengan menyuruh bersabar dan bersembahyang, serta menerangkan apa-apa yang diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Hal itu diulangi lagi pada permulaan surat Al Anbiyaa' dan ditegaskan bahwa manusia selalu lalai dan lupa terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dilakukannya untuk menghadapi hari kiamat dan berhisab di akhirat nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar