20. Thaahaa
|
121. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu
nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya
dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan
sesatlah ia[949].
|
[949]. Yang dimaksud dengan durhaka di
sini ialah melanggar larangan Allah karena lupa, dengan tidak sengaja,
sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud
dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan.
Kesalahan Adam a.s. meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa
sudah dinamai durhaka dan sesat, karena tingginya martabat Adam a.s. dan
untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi
perbuatan-perbuatan yang terlarang bagaimanapun kecilnya
|
20. Thaahaa
|
122. Kemudian Tuhannya memilihnya[950] maka Dia menerima taubatnya dan
memberinya petunjuk.
|
[950]. Maksudnya: Allah memilih Nabi Adam a.s. untuk
menjadi orang yang dekat kepada-Nya.
|
20. Thaahaa
|
123. Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari
surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka
jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut
petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.
|
20. Thaahaa
|
124. Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya
baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari
kiamat dalam keadaan buta."
|
20. Thaahaa
|
125. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau
menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang
yang melihat?"
|
20. Thaahaa
|
126. Allah berfirman: "Demikianlah, telah datang
kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari
ini kamupun dilupakan."
|
20. Thaahaa
|
127. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui
batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di
akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.
|
20. Thaahaa
|
BEBERAPA PERINGATAN DAN AJARAN TENTANG MORAL
128. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum
musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka,
padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu?
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang
berakal.
|
20. Thaahaa
|
129. Dan sekiranya tidak ada suatu ketetapan dari Allah
yang telah terdahulu atau tidak ada ajal yang telah ditentukan, pasti (azab
itu) menimpa mereka.
|
20. Thaahaa
|
130. Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum
terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada
waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang,
|
20. Thaahaa
|
131. Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa
yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga
kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu
adalah lebih baik dan lebih kekal.
|
20. Thaahaa
|
132. Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa.
|
20. Thaahaa
|
133. Dan mereka berkata: "Mengapa ia tidak membawa
bukti kepada kami dari Tuhannya?" Dan apakah belum datang kepada mereka
bukti yang nyata dari apa yang tersebut di dalam kitab-kitab yang dahulu?
|
20. Thaahaa
|
134. Dan sekiranya Kami binasakan mereka dengan suatu azab
sebelum Al Quran itu (diturunkan), tentulah mereka berkata: "Ya Tuhan
kami, mengapa tidak Engkau utus seorang rasul kepada kami, lalu kami
mengikuti ayat-ayat Engkau sebelum kami menjadi hina dan rendah?"
|
20. Thaahaa
|
135. Katakanlah: "Masing-masing (kita) menanti, maka
nantikanlah oleh kamu sekalian! Maka kamu kelak akan mengetahui, siapa yang
menempuh jalan yang lurus dan siapa yang telah mendapat petunjuk."
|
20. Thaahaa
|
Penutup
|
Dalam surat Thaahaa ini diterangkan bahwa Al Quran sebagai kitab yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad s.a.w., adalah peringatan dan kabar gembira bagi manusia, wajib diikuti dan dipercayai. Amatlah besar akibat yang dialami oleh orang dahulu yang tidak mempercayai dan mengingkari rasul-rasul yang diutus kepada mereka, seperti Fir'aun dan pengikut-pengikutnya. Kisah Bani Israilpun dipaparkan Allah dalam surat ini sebagai suatu umat yang banyak mengingkari perintah nabinya. HUBUNGAN SURAT THAAHA DENGAN SURAT AL ANBIYAA' Surat Thaahaa diakhiri dengan menerangkan bahwa manusia mudah dipengaruhi oleh kenikmatan hidup duniawi, yang oleh Allah dijadikan sebagai cobaan bagi manusia, juga diakhiri dengan menyuruh bersabar dan bersembahyang, serta menerangkan apa-apa yang diterima oleh orang-orang yang bertakwa. Hal itu diulangi lagi pada permulaan surat Al Anbiyaa' dan ditegaskan bahwa manusia selalu lalai dan lupa terhadap perbuatan-perbuatan yang harus dilakukannya untuk menghadapi hari kiamat dan berhisab di akhirat nanti. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar