Segala Macam Perbuatan Baik Adalah
Shadaqah
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ . رواه البخاري ومسلم
Dari Abu Hurairah
radhiallahuanhu dia berkata
: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda : Setiap
anggota tubuh manusia dapat melakukan sedekah, setiap hari dimana matahari
terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah
sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia
untuk naik kendaraannya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang
baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah
sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah. [HR. Bukhari dan Muslim]
Jauhilah Perbuatan Yang Meresahkan
عَنْ النَّوَّاسِ بنِ سَمْعَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ . رَوَاهُ مُسْلِم . وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : أَتَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جِئْتَ تَسْألُ عَنِ الْبِرِّ قُلْتُ : نَعَمْ، قَالَ : اِسْتَفْتِ قَلْبَكَ، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إِلَيْهِ النَّفْسُ وَاطْمَأَنَّ إِلَيْهِ الْقَلْبُ، وَاْلإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاكَ النَّاسُ وَأَفْتَوْكَ. حديث حسن رويناه في مسندي الإمامين أحمد بن حنبل والدارمي بإسناد حسن
Dari Nawwas bin Sam’an radhiallahuanhu, dari Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam
beliau bersabda: “Kebaikan adalah akhlak yang baik,
dan dosa adalah apa yang terasa mengaggu jiwamu dan engkau tidak suka jika
diketahui manusia “ [HR. Muslim]
Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiallahuanhu dia berkata: Saya
mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam, lalu beliau bersabda: Engkau datang untuk menanyakan kebaikan?
saya menjwaba: Ya. Beliau bersabda: Mintalah pendapat
dari hatimu, kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, dan dosa
adalah apa yang terasa mengganggu jiwa dan menimbulkan keragu-raguan dalam dada,
meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka
membenarkannya. [Hadits hasan kami riwayatkan dari dua
musnad Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad Darimi dengan sanad yang hasan]
Berpegang Kepada Sunnah Rasulullah Dan
Khulafaur Rasyidin
عَنْ أَبِي نَجِيْحٍ الْعِرْبَاضِ بْنِ سَاريةَ رَضي الله عنه قَالَ : وَعَظَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ الله عليه وسلم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوْبُ، وَذَرِفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ، فَقُلْنَا : يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَأَنَّهَا مَوْعِظَةُ مُوَدِّعٍ، فَأَوْصِنَا، قَالَ : أُوْصِيْكُمْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ تَأَمَّرَ عَلَيْكُمْ عَبْدٌ، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى اخْتِلاَفاً كًثِيْراً. فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الْمَهْدِيِّيْنَ عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ اْلأُمُوْرِ، فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ. رَوَاه داود والترمذي وقال : حديث حسن صحيح
Dari Abu Najih Al Irbadh bin Sariah
radhiallahuanhu dia berkata:
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam memberikan kami nasehat yang membuat hati kami bergetar dan air
mata kami berlinang. Maka kami berkata: Ya Rasulullah, seakan-akan ini merupakan
nasehat perpisahan, maka berilah kami wasiat. Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
“ Saya wasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah
ta’ala, tunduk dan patuh
kepada pemimpin kalian meskipun yang memimpin kalian adalah seorang budak.
Karena di antara kalian yang hidup (setelah ini) akan menyaksikan banyaknya
perbedaan pendapat. Hendaklah kalian berpegang teguh terhadap ajaranku dan
ajaran Khulafaurrasyidin yang mendapatkan petunjuk, gigitlah (genggamlah dengan
kuat) dengan geraham. Hendaklah kalian menghindari perkara yang diada-adakan,
karena semua perkara bid’ah
adalah sesat “ [HR. Abu Dawud dan Turmuzi, dia berkata :
hasan shahih]
Shalat Lail Menghapuskan Dosa
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ : لَقَدْ سَأَلْتَ عَنْ عَظِيْمٍ، وَإِنَّهُ لَيَسِيْرٌ عَلىَ مَنْ يَسَّرَهُ اللهُ تَعَالَى عَلَيْهِ : تَعْبُدُ اللهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً، وَتُقِيْمُ الصَّلاَةَ، وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ، وَتَصُوْمُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ، ثُمَّ قَالَ : أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى أَبْوَابِ الْخَيْرِ ؟ الصَّوْمُ جُنَّةٌ، وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيْئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ، وَصَلاَةُ الرَّجُلِ فِي جَوْفِ اللَّيْلِ، ثُمَّ قَالَ : تَتَجَافَى جُنُوْبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ.. -حَتَّى بَلَغَ- يَعْمَلُوْنَ ثمَّ قَالَ : أَلاَ أُخْبِرُكَ بِرَأْسِ الأَمْرِ وُعَمُوْدِهِ وَذِرْوَةِ سَنَامِهِ ؟ قُلْتُ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ : رَأْسُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَمُ وَعَمُوْدُهُ الصَّلاَةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ. ثُمَّ قَالَ: أَلاَ أُخْبِرُكَ بِمَلاَكِ ذَلِكَ كُلِّهِ ؟ فَقُلْتُ : بَلىَ يَا رَسُوْلَ اللهِ . فَأَخَذَ بِلِسَانِهِ وَقَالِ : كُفَّ عَلَيْكَ هَذَا. قُلْتُ : يَا نَبِيَّ اللهِ، وَإِنَّا لَمُؤَاخَذُوْنَ بِمَا نَتَكَلَّمَ بِهِ ؟ فَقَالَ : ثَكِلَتْكَ أُمُّكَ، وَهَلْ يَكُبَّ النَاسُ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوْهِهِمْ -أَوْ قَالَ : عَلىَ مَنَاخِرِهِمْ - إِلاَّ حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ . رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح
Dari Mu’az bin Jabal radhiallahuanhu dia berkata: Saya berkata: Ya Rasulullah, beritahukan saya tentang perbuatan
yang dapat memasukkan saya ke dalam syurga dan menjauhkan saya dari neraka,
beliau bersabda, Engkau telah bertanya tentang sesuatu
yang besar, dan perkara tersebut mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah
ta’ala: Beribadah kepada
Allah dan tidak menyekutukan-Nya sedikitpun, menegakkan shalat, menunaikan
zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji. Kemudian beliau
(Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam) bersabda, Maukah engkau aku beritahukan
tentang pintu-pintu syurga? Puasa adalah benteng, Sadaqah akan mematikan
(menghapus) kesalahan sebagaimana air mematikan api, dan shalatnya seseorang di
tengah malam (qiyamullail), kemudian beliau membacakan
ayat (yang artinya): “ Lambung mereka jauh dari tempat
tidurnya….”. Kemudian beliau bersabda, Maukah kalian aku bertahukan pokok dari segala perkara, tiangnya
dan puncaknya? aku menjawab: Mau ya Nabi Allah.
Pokok perkara adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan
puncaknya adalah Jihad. Kemudian beliau bersabda:
Maukah kalian aku beritahukan sesuatu (yang jika
kalian laksanakan) kalian dapat memiliki semua itu?
saya berkata: Mau ya Rasulullah. Maka Rasulullah memegang lisannya lalu
bersabda, Jagalah ini (dari
perkataan kotor/buruk). Saya berkata, Ya Nabi Allah, apakah kita akan dihukum
juga atas apa yang kita bicarakan? beliau bersabda, Ah
kamu ini, adakah yang
menyebabkan seseorang terjungkal wajahnya di neraka –atau sabda beliau: diatas hidungnya-
selain buah dari yang diucapkan oleh lisan-lisan mereka. [HR. Turmuzi dan dia berkata, Haditsnya hasan shahih]
Patuhilah Perintah Dan Larangan
Agama
عَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِي جُرْثُوْمِ بْنِ نَاشِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَعَالَى فَرَضَ فَرَائِضَ فَلاَ تُضَيِّعُوْهَا، وَحَدَّ حُدُوْداً فَلاَ تَعْتَدُوْهَا، وَحَرَّمَ أَشْيَاءَ فَلاَ تَنْتَهِكُوْهَا، وَسَكَتَ عَنْ أَشْيَاءَ رَحْمَةً لَكُمْ غَيْرَ نِسْيَانٍ فَلاَ تَبْحَثُوا عَنْهَا. حديث حسن رواه الدارقطني وغيره
Dari Abi Tsa’labah Al Khusyani Jurtsum bin
Nasyir radhiallahuanhu, dari
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam dia berkata: Sesungguhnya Allah
ta’ala telah menetapkan
kewajiban-kewajiban, maka janganlah kalian mengabaikannya, dan telah menetapkan
batasan-batasannya janganlah kalian melampauinya, Dia telah mengharamkan segala
sesuatu, maka janganlah kalian melanggarnya, Dia mendiamkan sesuatu sebagai
kasih sayang terhadap kalian dan bukan karena lupa jangan kalian mencari-cari
tentangnya. [Hadits hasan riwayat Daruquthni dan
lainnya]
Catatan:
Hadits ini dikategorikan sebagai hadits
dha’if. Lihat
Qowa’id wa Fawa’id Minal Arbain An Nawawiah, karangan
Nazim Muhammad Sulthan, hal. 262. Lihat pula Misykatul Mashabih, takhrij Syaikh
Al Albani, hadits no. 197, juz 1. Lihat pula Jami’ Al Ulum wal Hikam, oleh Ibnu
Rajab.
Jauhilah Kesenangan Dunia, Niscaya
Dicintai Allah
عَنْ أَبِي الْعَبَّاس سَهْل بِنْ سَعْد السَّاعِدِي رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : ياَ رَسُوْلَ اللهِ دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ إِذَا عَمِلْتُهُ أَحَبَّنِيَ اللهُ وَأَحَبَّنِي النَّاسُ، فَقَالَ : ازْهَدْ فِي الدُّنْيَا يُحِبُّكَ اللهُ، وَازْهَدْ فِيْمَا عِنْدَ النَّاسِ يُحِبُّكَ النَّاسُ . حديث حسن رواه ابن ماجة وغيره بأسانيد حسنة
Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi
radhiallahuanhu dia berkata: Seseorang mendatangi
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam, maka beliau berakata: Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah
amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau
bersabda, Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan
dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan
dicintai manusia. [Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan
lainnya dengan sanad hasan]
Tidak Boleh Berbuat Kerusakan
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ سعْدُ بْنِ سِنَانِ الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلَّمَ قَالَ : لاَ ضَرَرَ وَلاَ ضِرَارَ. حَدِيْثٌ حَسَنٌ رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالدَّارُقُطْنِي وَغَيْرُهُمَا مُسْنَداً، وَرَوَاهُ مَالِك فِي الْمُوَطَّأ مُرْسَلاً عَنْ عَمْرو بْنِ يَحْيَى عَنْ أَبِيْهِ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْقَطَ أَبَا سَعِيْدٍ وَلَهُ طُرُقٌ يُقَوِّي بَعْضُهَا بَعْضاً
Dari Abu Sa’id, Sa’ad bin Sinan Al Khudri radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Tidak boleh melakukan
perbuatan yang mencelakakan (mudharat)“ [Hadits hasan
diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Daruqutni serta lainnya dengan cara musnad,
juga diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Muwattha’ secara mursal dari Amr bin Yahya dari
bapaknya dari Rasulullah, dia tidak menyebutkan Abu Sa’id. Akan tetapi hadits ini memiliki
jalan-jalan yang saling menguatkan]
Orang Yang Menuduh Wajib Menunjukkan
Bukti
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم : لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ، لاَدَّعَى رِجَالٌ أَمْوَالَ قَوْمٍ وَدِمَاءَهُمْ، لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ عَلَى الْمُدَّعِيْ وَالْيَمِيْنَ عَلَى مَنْ أَنْكَرَ . حديث حسن رواه البيهقي وغيره هكذا، وبعضه في الصحيحين
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, sesungguhnya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam: Seandainya setiap pengaduan manusia
diterima, niscaya setiap orang akan mengadukan harta suatu kaum dan darah
mereka, karena itu (agar tidak terjadi hal tersebut) maka bagi pendakwa agar
mendatangkan bukti dan sumpah bagi yang mengingkarinya“. [Hadits hasan riwayat Baihaqi dan lainnya yang sebagiannya
terdapat dalam As Shahihain]
Kewajiban Memberantas Kemungkaran
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ. رواه مسلم
Dari Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang melihat kemunkaran
maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya,
jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah
selemah-lemahnya iman.
[HR. Muslim)
Jangan Saling Mendengki
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ تَحَاسَدُوا وَلاَ تَنَاجَشُوا وَلاَ تَبَاغَضُوا وَلاَ تَدَابَرُوا وَلاَ يَبِعْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَيْعِ بَعْضٍ وَكُوْنُوا عِبَادَ اللهِ إِخْوَاناً . الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يَخْذُلُهُ وَلاَ يَكْذِبُهُ وَلاَ يَحْقِرُهُ . التَّقْوَى هَهُنَا -وَيُشِيْرُ إِلَى صَدْرِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ - بِحَسَبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ، كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ دَمُهُ وَمَالُهُ وَعِرْضُهُ رواه مسلم
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: Janganlah kalian saling dengki,
saling menipu, saling marah dan saling memutuskan hubungan. Dan janganlah kalian
menjual sesuatu yang telah dijual kepada orang lain. Jadilah kalian hamba-hamba
Allah yang bersaudara. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya,
(dia) tidak menzaliminya dan mengabaikannya, tidak mendustakannya dan tidak
menghinanya. Taqwa itu disini (seraya menunjuk dadanya
sebanyak tiga kali). Cukuplah seorang muslim dikatakan
buruk jika dia menghina saudaranya yang muslim. Setiap muslim atas muslim yang
lain; haram darahnya, hartanya dan kehormatannya “
[HR. Muslim]
Membantu Kesulitan Sesama Muslim
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ، عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ
كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي
الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِماً سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا
وَالآخِرَةِ وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كاَنَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ
أَخِيْهِ. وَمَنْ سَلَكَ طَرِيْقاً يَلْتَمِسُ فِيْهِ عِلْماً سَهَّلَ اللهُ بِهِ
طَرِيْقاً إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوْتِ
اللهِ يَتْلُوْنَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُوْنَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِيْنَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُمُ
الْمَلاَئِكَةُ، وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيْمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَأَ فِي عَمَلِهِ
لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ. رواه ومسلم
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan
kesulitan seorang mu’min
dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan
kesulitan-kesulitannya di Hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang
sedang kesulitann niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan
siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupi aibnya di dunia dan
akhirat. Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya menolong saudaranya.
Siapa yang menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya
jalan ke syurga. Suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Allah membaca
kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka, niscaya akan diturunkan
kepada mereka ketenangan dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka
dikelilingi malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk disisi-Nya.
Dan siapa yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat oleh
nasabnya. [HR. Muslim]
Pahala Kebaikan Berlipat Ganda
عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلى الله عليه وسلم فِيْمَا يَرْوِيْهِ عَنْ رَبِّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : إِنَّ اللهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ : فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ عَشْرَةَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيْرَةٍ، وَإِنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإِنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً. رواه البخاري ومسلم في صحيحهما بهذه الحروف
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam sebagaimana dia riwayatkan dari Rabbnya Yang Maha Suci dan Maha
Tinggi: Sesungguhnya Allah telah menetapkan kebaikan
dan keburukan, kemudian menjelaskan hal tersebut: Siapa yang ingin melaksanakan
kebaikan kemudian dia tidak mengamalkannya, maka dicatat disisi-Nya sebagai satu
kebaikan penuh. Dan jika dia berniat melakukannya dan kemudian melaksanakannya
maka Allah akan mencatatnya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali
lipat bahkan hingga kelipatan yang banyak. Dan jika dia berniat melaksanakan
keburukan kemudian dia tidak melaksanakannya maka baginya satu kebaikan penuh,
sedangkan jika dia berniat kemudian dia melaksanakannya Allah mencatatnya
sebagai satu keburukan. [HR. Bukhari dan Muslim dalam
kedua shahihnya dengan redaksi ini]
Melakukan Amal Sunnah Menjadikan Kita
Wali Allah
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : إِنَّ اللهَ تَعَالَى قَالَ : مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ، وَلاَ يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا، وَلَئِنْ سَأَلَنِي لأُعْطِيَنَّهُ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لأُعِيْذَنَّهُ. رواه البخاري
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhya Allah ta’ala berfirman: Siapa yang memusushi wali-Ku maka telah Aku umumkan perang
terhadapnya. Tidak ada taqarrubnya seorang hamba kepada-Ku yang lebih Aku cintai
kecuali beribadah dengan apa yang telah Aku wajibkan atasnya. Dan hamba-Ku yang
selalu mendekatkan diri kepada-Ku dengan nawafil (perkara-perkara sunnah diluar
yang fardhu) maka Aku akan mencintainya. Dan jika Aku telah mencintainya maka
Aku adalah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang
dia gunakan untuk melihat, tangannya yang digunakannya untuk memukul dan kakinya
yang digunakan untuk berjalan. Jika dia meminta kepadaku niscaya akan Aku
berikan dan jika dia minta perlindungan dari-Ku niscaya akan Aku
lindungi.“ [HR. Bukhari]
Yang Diampuni
عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم قَالَ : إِنَّ اللهَ تَجَاوَزَ لِيْ عَنْ أُمَّتِي : الْخَطَأُ وَالنِّسْيَانُ وَمَا اسْتُكْرِهُوا عَلَيْهِ. حديث حسن رواه ابن ماجة والبيهقي وغيرهما
Dari Ibnu Abbas radiallahuanhuma: Sesungguhnya Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah
ta’ala memafkan umatku
karena aku (disebabkan beberapa hal) : Kesalahan, lupa dan segala sesuatu yang
dipaksa “ [Hadits hasan diriwayatkan oleh Ibnu Majah dan Baihaqi dan
lainnya]
Hiduplah Laksana Seorang
Pengembara
عَنْ ابْنِ عُمَرْ رضي الله عَنْهُمَا قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِمَنْكِبَيَّ فَقَالَ : كُنْ فِي الدُّنْيَا كَأَنَّكَ غَرِيْبٌ أَوْ عَابِرُ سَبِيْلٍ . وَكاَنَ ابْنُ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ : إِذَا أَمْسَيْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الصَّبَاحَ، وَإِذَا أَصْبَحْتَ فَلاَ تَنْتَظِرِ الْمَسَاءَ، وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرَضِكَ، وَمِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ . رواه البخاري
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam memegang kedua pundak saya seraya bersabda: "Hiduplah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau
pengembara", Ibnu Umar berkata: "Jika kamu berada di
sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan
tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan
kehidupanmu untuk kematianmu." [HR. Bukhari]
Menundukkan Hawa Nafsu
عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُوْنَ هَوَاهُ تَبَعاً لِمَا جِئْتُ بِهِ. حَديثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَرَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الْحُجَّة بإسنادٍ صحيحٍ
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin
‘Ash radhiallahuanhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Tidak beriman salah seorang di
antara kalian hingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa “. [Hadits hasan shahih dan kami riwayatkan dari kitab Al Hujjah
dengan sanad yang shahih]
Catatan:
Hadits ini tergolong dha’if. Lihat Qawa’id Wa
Fawa’id minal
Arba’in
An-Nawawiyah, karangan Nazim Muhammad Sulthan hal.
355, Misykatul Mashabih
takhrij Syaikh Al Albani, hadits no. 167, juz 1, Jami’ Al Ulum
wal Hikam oleh Ibn Rajab.
Allah Mengampuni Segala Dosa Orang Yang
Tidak Berbuat Syirik
عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : قَالَ اللهُ تَعَالَى : يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَاكَانَ مِنْكَ وَلاَ أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوْبُكَ عَنَانَ السَّماَءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ، يَا ابْنَ آدَمَ، إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطاَياَ ثُمَّ لَقِيْتَنِي لاَ تُشْرِكْ بِي شَيْئاً لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح
Dari Anas Radhiallahuanhu dia berkata, Saya
mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam
bersabda, Allah ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, sesungguhnya Engkau berdoa kepada-Ku dan memohon
kepada-Ku, maka akan aku ampuni engkau, aku tidak peduli (berapapun banyaknya
dan besarnya dosamu). Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu (sebanyak) awan di
langit kemudian engkau minta ampun kepadaku niscaya akan Aku ampuni engkau.
Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau datang kepadaku dengan kesalahan
sepenuh bumi kemudian engkau menemuiku dengan tidak menyekutukan Aku sedikitpun
maka akan Aku temui engkau dengan sepenuh itu pula ampunan “. [HR. Turmuzi dan dia berkata: haditsnya hasan shahih]
Bagikan Warisan Kepada
Pemiliknya
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَا عَن رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: أَلْحِقُوا
الْفَرَائِضَ بِأَهْلِهَا فَمَا بَقِيَ فَهُوَ لِأَوْلَى رَجُلٍ ذَكَرٍ. رواه
البخاري ومسلم
Dari Ibnu Abbas radhiallahuanhuma, dari Rasulullah
shallallahu`alaihi wa sallam
ia bersabda:“Berikan bagian-bagian (warisan) kepada para pemiliknya. Jika
bagian-bagian (warisan) tersisa, maka untuk orang laki-laki yang paling dekat”
[HR. Bukhari dan Muslim]
Persusuan Mengharamkan Seperti Haram
Sebab Nasab
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا عَنِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
الرَّضَاعَةَ تُحَرِّمُ مَا يَحْرُمُ مِنْ
الْوِلَادَةِ. رواه البخاري ومسلم
Dari Aisyah radhiallahuanha , dari Nabi shallallahu`alaihi wa
sallam yang bersabda:“Susuan
mengharamkan [seperti] apa yang diharamkan karena kelahiran/nasab” [HR. Bukhari dan Muslim]
Haramnya Khomar, Bangkai, Babi dan
Patung
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ
عَامَ الْفَتْحِ وَهُوَ بِمَكَّةَ إِنَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ حَرَّمَ بَيْعَ
الْخَمْرِ وَالْمَيْتَةِ وَالْخِنْزِيرِ وَالْأَصْنَامِ فَقِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ أَرَأَيْتَ شُحُومَ الْمَيْتَةِ فَإِنَّهَا يُطْلَى بِهَا السُّفُنُ
وَيُدْهَنُ بِهَا الْجُلُودُ وَيَسْتَصْبِحُ بِهَا النَّاسُ فَقَالَ لَا هُوَ
حَرَامٌ ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِنْدَ
ذَلِكَ قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْهِمُ شُحُومَهَا
فَأَجَمَلُوهُ ثُمَّ بَاعُوهُ فَأَكَلُوا ثَمَنَهُ.
رواه البخاري ومسلم
Dari Jabir bin Abdullah radhiallahuanhuma yang mendengar dari
Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda pada penaklukan Makkah dan dia di Makkah:“Sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya mengharamkan penjualan minuman
keras (khamr), bangkai, babi dan patung.” Ditanyakan: ‘wahai Rasulullah, tahukah engkau lemak
bangkai, karena lemak bangkai tersebut digunakan untuk mengecat perahu,
meminyaki kulit, dan digunakan manusia untuk menyalakan lampu?. Nabi bersabda:
“Tidak tahu, namun itu haram.” Kemudian Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
“Semoga Allah membunuh orang-orang Yahudi, sesungguhnya Allah mengharamkan lemak
bagi mereka, namun mereka mencairkannya, kemudian menjualnya dan memakan hasil
penjualannya”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Semua yang Memabukkan Adalah
Haram
عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي
مُوسَى الْأَشْعَرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَهُ إِلَى الْيَمَنِ،
فَسَأَلَهُ عَنْ أَشْرِبَةٍ تُصْنَعُ بِهَا، فَقَالَ: وَمَا هِيَ؟ قَالَ:
الْبِتْعُ وَالْمِزْرُ، فَقِيلَ لِأَبِي بُرْدَةَ: مَا الْبِتْعُ؟ قَالَ:
نَبِيذُ الْعَسَلِ، وَالْمِزْرُ نَبِيذُ الشَّعِيرِ، فَقَالَ: كُلُّ
مُسْكِرٍ حَرَام. رواه
الْبخاري
Dari Abu Burdah dari ayahnya, Abu Musa
Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu yang berkata,
“Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengirimnya ke
Yaman kemudian ia bertanya kepada beliau tentang minuman yang dibuat di sana.
Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Minuman apa itu?’ Abu Musa Al-Asy’ari berkata, ‘Al-Bit’u dan Al-Mizru.’ Dikatakan kepada Abu Musa
Al-Asy’ri, ‘Apa Al-Bit’u itu?’ Abu Musa Al-Asy’ari menjawab, ‘Al-Bit’u ialah minuman dari madu dan Al-Mizru
ialah minuman dari sya’ir
(sejenis gandum).’ Nabi
Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Semua yang memabukkan itu
haram”. [HR. Bukhari]
Manusia Tidak Mengisi Sesuatu yang Lebih
Buruk dari Perut
عَنِ الْمِقْدَامِ بْنِ مَعْدِيَكْرِبَ قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: مَا مَلَأَ
آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ، بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ
يُقِمْنَ صُلْبَهُ، فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ،
وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ. رواه أَحْمَدُ، والترْمذي، وابْنُ مَاجَهْ، وَقَالَ التِّرْمِذِيُّ: حَدِيثٌ
حَسَنٌ
Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarb yang berkata bahwa aku mendengar
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Manusia tidak mengisi sesuatu
yang lebih buruk daripada perut, cukuplah seseorang dengan beberapa makan yang
menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak mungkin, maka sepertiganya untuk
makanannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.
[HR. Imam Ahmad, Turmuzi, Nasai dan Ibnu Majah.
Turmuzi berkata, Hadits ini Hasan]
Empat Tanda Kemunafikan
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ كَانَ مُنَافِقًا خَالِصًا وَمَنْ
كَانَتْ فِيهِ خَلَّةٌ مِنْهُنَّ فِيهِ كَانَتْ فِيهِ
خَلَّةٌ مِنْ النِّفَاقِ حَتَّى يَدَعَهَا إِذَا
حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ وَإِذَا
عَاهَدَ غَدَرَ. رواه البخاري ومسلم
Dari Abdullah bin Amr radhiallahuanhuma bahwa nabi shallallahu`alaihi wa sallam bersabda:
“Empat hal barangsiapa keempatnya ada padanya, ia
menjadi orang munafik dan jika salah satu sifat daripadanya ada padanya maka
salah satu sifat kemunafikan ada dirinya hingga ia meninggalkannya
[yaitu]: apabila berbicara berdusta, apabaila berjanji ia mungkir, jika ia bersengketa melewati batas
dan apabila diberi amanat dia berkhianat”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Tawakkal Sebab turunnya
Rezki
عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَوْ أَنَّكُمْ
تَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ
الطَّيْرَ تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا .
رواه أحمد، والترْمذي، والنسائي في "الْكُبْرَى" كما في
"التّحْفة، وابْن ماجهْ، وصححه ابْن حبان، والْحاكم، وقال الترْمذي: حسن
صحيح
Dari Umar bin Khaththab Radhiyallahuanhu dari Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam yang
bersabda, “Jika kalian bertawakkal kepada Allah dengan
tawakkal yang hakiki, Dia pasti memberi rezki kepada kalian sebagaimana Dia
memberi rezki kepada burung-burung; burung-burung tersebut keluar pagi hari
dalam keadaan lapar kemudian pulang sore hari dalam keadaan
kenyang.” [HR. Ahmad, Turmuzi, Nasai, Ibnu Majjah;
dishahihkan Ibnu Hibban dan Hakim dan berkata turmuzi: Hadits ini Hasan
Shahih]
Anjuran Berdzikir
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ قَالَ:
أَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رجلٌ
فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ
عَلَيْنَا، فَبَابٌ نَتَمَسَّكُ بِهِ جَامِعٌ؟ قَالَ: لَا يَزَالُ لِسَانُكَ
رَطْبًا مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ . رَوَاهُ أَحْمَدُ
Dari Abdullah bin Busr Radhiyallahuanhu yang berkata,
“Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa
Sallam kemudian berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya syariat-syariat Islam banyak pada
kami. Pintu apakah yang lengkap di mana kami bisa berpegang teguh
kepadanya?’ Nabi Shallallahu
Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Hendaklah lidahmu selalu basah oleh dzikir kepada Allah Azza wa
Jalla.” [HR. Ahmad]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar